Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

10 Kota Paling Layak Huni Sedunia 2022 Versi Economist Intelligence Unit

Selasa, 30 Agustus 2022 18:54 WIB

Ibu kota Austria, Wina, kembali menjadi kota paling layak huni (the most liveable city) pada tahun ini. Hal ini berdasarkan laporan The Global Liveability Index 2022 yang dirilis oleh Economist Intelligence Unit (EIU).

Wina memperoleh skor tertinggi dari 172 kota di seluruh dunia yang menjadi subjek penelitian ini, yakni 99,1. Pada 2018 dan 2019, kota ini juga menempati ranking pertama dengan skor serupa. Kemudian terlempar dari 10 besar pada 2021, tahun kedua pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19).

Wina memperoleh skor sempurna (100) pada empat dari lima indikator, antara lain stabilitas, kesehatan, pendidikan, dan infrastuktur. Sedangkan pada indikator budaya dan lingkungan, kota ini meraih skor 96,3.

Dalam peringkat 10 besar kota paling layak huni 2022, sebagian besar merupakan kota-kota di kawasan Eropa Barat dan Kanada. Hanya Osaka dan Melbourne yang mewakili kawasan Asia Pasifik dalam 10 besar indeks tersebut. Keduanya berada pada peringkat 9 dan 10.

Hal ini berbanding terbalik pada hasil penelitian tahun lalu, ketik kota-kota di Jepang, Selandia Baru, dan Australia mendominasi 10 besar indeks kota layak huni global. EIU menyebut bahwa dominasi kota-kota di Eropa Barat dan Kanada didukung oleh tingkat vaksinasi Covid-19 yang tinggi serta pembatasan sosial yang melonggar.

Dalam penelitian tahun ini, EIU menambahkan 33 kota baru sebagai subjek penelitian, salah satunya termasuk Surabaya (Indonesia). Sedangkan Kyiv, ibu kota Ukraina, dikeluarkan dari indeks ini lantaran invasi Rusia ke negara tersebut.

Riset EIU menggunakan lima indikator dalam mengukur tingkat kelayakan huni suatu kota, yakni stabilitas, kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta infrastruktur. Lima indikator itu punya bobot tersendiri dalam andil terhadap skor yang diraih suatu kota, masing-masing 25 persen, 20 persen, 25 persen, 10 persen, dan 20 persen.

Untuk menentukan skor, EIU menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dilakukan dengan melakukan jajak pendapat ke sekelompok ahli berdasarkan 30 faktor dari lima indikator di atas. Kemudian mereka diminta menentukan tingkat kelayakan faktor-faktor tersebut seperti dapat diterima, dapat ditoleransi, tidak nyaman, tidak diinginkan, atau tidak dapat ditoleransi.

Sedangkan untuk metode kuantitatif, EIU memberi skor pada suatu kota berdasarkan data-data eksternal yang mereka peroleh. Skor itu memiliki rentang 1-100, dengan 100 sebagai skor sempurna atau ideal.