Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bagaimana Tren Serangan Ransomware Setiap Tahun?

Jumat, 26 Mei 2023 19:44 WIB

Bank Syariah Indonesia (BSI) mengalami gangguan layanan pada awal bulan ini, yang penyebabnya diduga merupakan serangan ransomware. Akibatnya, nasabah tidak dapat melakukan transaksi di ATM maupun kantor cabang, serta juga kesulitan mengakses layanan BSI Mobile.

Ransomware merupakan salah satu bentuk malware (malicious software atau perangkat lunak jahat) yang paling berbahaya. Pasalnya, malware tersebut mengenkripsi—mengunci dengan kata sandi—file pada perangkat keras komputer. Pemilik komputer pun tidak dapat mengakses perangkat beserta seluruh data yang tersimpan di dalamnya.

Agar kunci dapat dibuka, pelaku ransomware meminta tebusan, biasanya dalam mata uang kripto, kepada pemilik komputer atau jaringan.Mereka juga berpotensi untuk mencuri atau membocorkan berbagai informasi yang tersimpan dalam komputer jika si pemilik tidak segera membayar tebusan.

Berdasarkan laporan 2023 SonicWall Cyber Threat Report yang dirilis perusahaan keamanan siber SonicWall, ada 493,33 juta serangan ransomware yang tercatat pada tahun 2022. Meski angka itu menurun dibandingkan tahun 2021, namun terjadi kenaikan signifikan pada semester dua tahun lalu, yang menyebabkan angkanya masih relatif tinggi, meski tidak setinggi tahun 2021.

Serangan siber ini juga menjadi bentuk ancaman digital yang paling mengkhawatirkan bagi para pelaku usaha digital. Dalam survei yang dilakukan SonicWall pada Agustus tahun lalu, partisipan yang mengkhawatirkan ransomware mencapai 91 persen, tertinggi dibanding jenis-jenis serangan siber lainnya.