Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Kenaikan BI Rate Dapat Memengaruhi Indeks Keyakinan Konsumen?

Senin, 29 April 2024 20:18 WIB

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (ketiga kanan) bersama (kiri) Deputi Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, dan Deputi Bank Indonesia Doni P Joewono saat memberikan keterangan pers tentang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis (24/8/2023) Bank Indonesia (BI) kembali menahan suku bunga acuan atau BI-7 Days Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 23-24 Agustus 2023. Tempo/Tony Hartawan

Bank Indonesia resmi menaikkan suku bunga acuan BI Rate sebanyak 0,25 persen menjadi 6,25 persen pada Rabu 24 April 2024. Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, keputusan tersebut diambil untuk menjaga stabilitas rupiah di tengah tekanan ekonomi global, serta tetap menahan laju inflasi.

Dalam dua tahun terakhir, BI telah menaikkan suku bunga sebanyak delapan kali. BI menaikkan BI Rate secara bertahap dari 3,50 persen pada Juli 2022 menjadi 5,75 persen pada Januari 2023. Angka tersebut bertahan hingga September 2023, sebelum kemudian BI menaikkan kembali suku bunga menjadi 6,00 persen pada bulan berikutnya dan bertahan hingga Maret 2024.

Pengamat perbankan dan praktisi sistem pembayaran, Arianto Muditomo, menyebut bahwa salah satu dampak dari kenaikan BI Rate adalah penurunan penyaluran kredit perbankan karena bunga pinjaman yang lebih tinggi. Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Mohammad Faisal, menyebut bahwa kenaikan bunga kredit juga memiliki efek domino yang dapat melemahkan daya beli masyarakat yang tengah menurun, sehingga berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), indikator yang dibuat BI untuk mengukur optimisme konsumen, sejauh ini berada di atas angka 100 yang merupakan zona optimis. Pada bulan lalu, IKK tercatat naik ke 123,80 setelah sempat turun ke 123,10 pada Februari lalu. 

Berkaca pada tren bulan-bulan sebelumnya, penurunan IKK yang terjadi setelah kenaikan BI Rate hanya terjadi dua kali, yakni pada September 2022 dan November 2022. Meski tren setelahnya mengalami fluktuasi, tetapi IKK dalam hampir dua tahun terakhir belum memecahkan rekor IKK tertinggi dalam dua tahun terakhir yang terjadi pada Mei 2022 sebesar 128,90.