Berapa Emisi Karbon Jet Pribadi Dibanding Kendaraan Lain?
Oleh
Rabu, 28 Agustus 2024 18:27 WIB
Tangkapan layar dari video pendek yang menunjukkan momen Kaesang Pangarep dan Erina Gudono turun dari jet pribadi dan langsung berjalan menuju mobil yang telah menunggu di apron bandara. Petugas tampak membawa sejumlah tas-tas belanjaan mewah tanpa melewati pemeriksaan Bea Cukai. (Sumber: Twitter)
Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep dan istrinya, Erina Gudono, menjadi sorotan publik lantaran bepergian menggunakan pesawat jet pribadi saat berlibur ke Amerika Serikat (AS). Penelusuran warganet dan berbagai media menduga Kaesang dan istrinya menggunakan jet pribadi Gulfstream berkode N588SE. Pesawat itu dikabarkan dimiliki oleh petinggi SEA Limited, perusahaan yang menaungi Shopee. Perusahaan itu juga memiliki Garena, pembuat game Free Fire.
Sorotan publik terhadap Kaesang dan istrinya muncul di tengah aksi demonstrasi di berbagai kota yang menolak RUU Pilkada. Pembahasan undang-undang tersebut diduga bertujuan memuluskan jalan bagi Kaesang untuk mengikuti Pilkada mendatang. Aktivitas Kaesang dan istrinya bepergian dengan jet pribadi diketahui publik dari momen yang dibagikan Erina di media sosial Instagram.
Berdasarkan laporan penelitian yang dipublikasikan Kementerian Bisnis, Energi, dan Strategi Perindustrian Inggris Raya pada 2019, pesawat jarak jauh kelas pertama (first class) dan bisnis menyumbang emisi karbon terbesar. Yakni masing-masing 599 gram dan 434 gram per penumpang per kilometer.
Mengingat jet pribadi memiliki kesamaan fasilitas dan daya angkut dengan pesawat first class, maka jet pribadi dapat digolongkan sebagai salah satu kendaraan penyumbang emisi karbon terbesar. Pada umumnya, emisi karbon terbesar pesawat dihasilkan pada fase lepas landas (take-off) dibanding saat terbang. Ini karena pesawat membutuhkan energi yang lebih banyak saat fase itu. Sehingga penerbangan jarak dekat dinilai lebih boros energi, apalagi pesawat domestik dapat melayani penerbangan lebih dari sekali dalam sehari.
Faktor lain yang memengaruhi emisi karbon adalah kapasitas angkut kendaraan. Hal ini dapat menjelaskan mengapa pesawat jarak jauh kelas ekonomi lebih ramah lingkungan dibanding kelas bisnis dan first class, mengingat kelas ekonomi dapat mengangkut penumpang lebih banyak dibanding dua kelas dengan layanan eksklusif itu.
Akan tetapi pesawat jarak jauh kelas ekonomi justru lebih ramah lingkungan, bahkan dibandingkan penerbangan domestik dan mobil besar serta medium. Pesawat jarak jauh kelas ekonomi hanya menyumbang 150 gram karbon dioksida per penumpang per kilometer, seperempat dari jejak karbon pesawat jarak jauh first class. Namun penerbangan jarak dekat kelas ekonomi
Dalam laporan kementerian itu, pesawat domestik memiliki rata-rata jarak penerbangan 411 kilometer. Sedangkan rata-rata jarak penerbangan pesawat jarak sedang adalah 1.306 kilometer, dan pesawat jarak jauh 6.872 kilometer. Dalam konteks Indonesia, jarak tersebut hampir sama dengan jarak Jakarta-Yogyakarta.