
Tragedi Sampit: Suara Madura, Suara Dayak
SAMPIT bukanlah Kurusetra, tempat keluarga Pandawa dan Kurawa menuntaskan segala permusuhan mereka. Yang bisa ditemukan di situ hanya sebuah ladang pembantaian, tempat dendam dicoba ditamatkan tanpa perlawanan. Masa lalu bereinkarnasi di Sampit. Tak ada lagi Bima dan Dursasana memang, tapi prosesi pembelahan dada dan minum darah manusia terjadi di sana. Budaya Nayao, memenggal kepala musuh, pun kembali hidup. Kali ini bukan antara Pandawa dan Kurawa, melainkan antara suku Dayak dan Madura. Setelah itu, sedikitnya darah 469 orang pun membasahi tanah Sampit-456 di antaranya dari Madura. Tak sedikit dari mereka berada di usia kanak-kanak. Darah yang tertumpah memang tak lagi dapat dikumpulkan. Tapi bagaimana agar mimpi buruk kemanusiaan ini tak lagi terjadi?
Keywords :Tragedi Sampit: Suara Madura, Suara Dayak,
-
Downloads :0
-
Views :365
-
Uploaded on :19-12-2023
-
PenulisTim Penyusun PDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorPDAT
-
Subjekperistiwa
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Tragedi Sampit: Suara Madura, Suara Dayak
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo