Indikator utama yang sering digunakan sebagai acuan dalam makroekonomi adalah pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan neraca pembayaran. Semua pasti menginginkan pertumbuhan ekonomi tinggi, inflasi rendah, pengangguran rendah, dan neraca pembayaran surplus. Tapi keempatnya tak selalu berjalan seiring, terlebih bila untuk memperolehnya kita mengacu pada pengelolaan sisi permintaan agregat. Kebijakan fiskal dan moneter ekspansif sering digunakan untuk mendorong perekonomian. Keduanya bekerja pada sisi permintaan agregat yang umumnya dipilih sebagai upaya untuk mendorong perekonomian dalam jangka pendek. Pilihan pada sisi permintaan agregat membawa konsekuensi bahwa pertumbuhan ekonomi tinggi umumnya diikuti oleh inflasi tinggi (asumsi bahwa ekonomi telah mendekati kapasitas penuh). Hal tersebut juga masih bisa diperdebatkan: apakah kapasitas perekonomian Indonesia saat ini telah kembali mendekati kapasitas penuh?