
Jatuhnya Joseph Estrada, Revolusi Elite atau Rakyat
EPIFANIO de los Santos Avenue, atau lebih dikenal sebagai EDSA, bersih sudah. Jalan besar-panjang di Metropolitan Manila itu kini lengang dari lautan manusia. EDSA Shrine, bangunan untuk memperingati keberanian para suster Katolik menghadapi tank-tank militer diktator Ferdinand Marcos pada 1986, tidak lagi penuh poster dan spanduk. Hanya tersisa beberapa, putih kumal dengan huruf bercat merah, berisi ucapan selamat kepada presiden baru, Gloria Macapagal-Arroyo. Spanduk senada tersebar di berbagai penjuru Kota Manila, tergantung di pinggiran jalan raya ataupun gang-gang kecil, tempat orang-orang membawa ember berisi air bersih dan sabun untuk mencuci jeepney, mobil angkutan umum lokal. Warga kota beringsut memenuhi jalan, menunaikan apa-apa yang harus mereka kerjakan tiap harinya. Para mahasiswa menenteng ransel berisi buku teks sambil mengetikkan SMS di telepon genggam mereka. Para pekerja menyetop jeepney, yang berhenti sesuka hati untuk mengantar mereka pergi ke kantor. Sementara itu, para eksekutif muda menyetir mobil mereka dengan waspada di tengah semrawutnya lalu-lintas yang mirip di Jakarta.
Keywords :Jatuhnya Joseph Estrada, Revolusi Elite atau Rakyat,
-
Downloads :0
-
Views :152
-
Uploaded on :21-12-2023
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekSosial dan Politik
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Jatuhnya Joseph Estrada, Revolusi Elite atau Rakyat
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo