GLORIA Macapagal Arroyo tak ingin ada perayaan. "Ini bukan saatnya mengucapkan selamat. Yang penting memperbaiki keadaan setelah kudeta," ujarnya. Presiden Filipina itu mengatakannya dalam pidato kenegaraan setelah selamat dari percobaan kudeta yang dilakukan oleh sekitar 300 prajurit muda, Minggu dua pekan silam. Hanya dalam 19 jam, pengkudeta yang menduduki apartemen mewah Oakwood Tower di Ayala Avenue, Makati, bisa dilumpuhkan oleh tentara loyalis Arroyo. Tanpa korban. Tanpa setetes darah. Kudeta memang berjalan sepi-sepi saja. Tidak ada ledakan, serbuan mendadak ke Istana Presiden di Malacanang, penyanderaan, atau tembak-menembak. Pengkudeta juga menyerah begitu saja setelah pemerintah berjanji menindaklanjuti protes mereka—yaitu tentang maraknya korupsi, terutama di kalangan tentara, dan soal penjualan senjata kepada kelompok separatis di Filipina Selatan. Pemerintah Arroyo tampaknya juga ingin bertindak cepat menyelesaikan persoalan. Hingga akhir pekan lalu semua prajurit yang terlibat dalam usaha ambil alih kekuasaan sudah diinterogasi. Beberapa nama diduga mendalangi kudeta. Penangkapan pun dilakukan.