
Merinci Wajah Bumi
BANJIR, badai, gempa, dan longsor adalah bencana kepedihan ganda. Selain amukannya dahsyat, kemunculannya pun belum bisa diterka secara tepat. Tapi, setahun lagi, kekhawatiran itu mungkin bisa berkurang. Itu bila pesawat ulang-alik Endeavour berhasil memperoleh data pemetaan tiga dimensi (3D), yang juga disebut digital elevation models. Misi NASA, badan antariksa Amerika Serikat, yang berlangsung bulan lalu itu memang menimbulkan harapan besar. Sebab, kalau pola perubahan permukaan bumi bisa dideteksi lewat peta 3D, dampak bencana bisa diminimalisasi. Selama ini, data bumi yang lazim dipakai berasal dari hasil pemetaan topografi. Peta itu dibuat pada bidang datar dua dimensi, seperti kertas. Karena itu, tingkat akurasinya masih rendah. Contohnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi hanya bisa digambarkan dengan kontur di peta. Hal itu semakin kentara bila menyangkut daerah yang sulit dijangkau seperti gurun, gunung, ataupun hutan lebat. Padahal, peta topografi yang akurat bisa membantu para ahli dalam berbagai bidang. Dengan peta yang ciamik, ahli biologi bisa mempelajari pola hidup flora dan fauna. Dan data elevasi bisa dimanfaatkan untuk mengetahui pola pembentukan gundukan ataupun erosi. Data ketinggian gunung pun dapat bermanfaat dalam pemasangan menara telepon seluler.
Keywords :Merinci Wajah Bumi,
-
Downloads :0
-
Views :203
-
Uploaded on :24-12-2023
-
PenulisPDAT
-
Publisher
TEMPO Publishing -
EditorTim Penyusun PDAT: Ismail, Asih Widiarti, Dani Muhadiansyah, Evan Koesumah
-
SubjekLingkungan
-
BahasaIndonesia
-
Class-
-
ISBN-
-
Jumlah halaman60
Merinci Wajah Bumi
Alamat
PDAT Gedung Tempo Jl. Palmerah Barat No. 8 Jakarta 12210
Kontak
Phone / Fax: 62-21 536 0409 (ext. 321) / 62-21 536 0408
WA : 62 838 9392 0723
Email : [email protected]
Support
Support Datatempo