Sedianya, kepulangan wartawati Italia, Giuliana Sgrena, 57 tahun, akan disambut dengan gegap-gempita di Roma setelah disandera di Irak sejak 4 Februari lalu. Namun, kedatangannya di Bandar Udara Ciampino kemarin justru disambut dengan dada sesak orang-orang yang menyambutnya. Disaksikan keluarga dan kolega, termasuk Perdana Menteri Silvio Berlusconi, wanita berambut cokelat itu dipapah oleh dua orang pria menuruni tangga pesawat. Tak lama kemudian, ia pun dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans. Wartawati surat kabar komunis Il Manifesto itu diserahkan penyanderanya di Irak pada Jumat malam kepada tiga agen Italia. Namun, rombongan itu dihujani tembakan oleh tentara Amerika Serikat ketika melewati pos pemeriksaan. Alasan tentara Amerika, mobil yang hendak membawa Sgrena ke bandara di Bagdad itu tidak mau berhenti. Berlusconi tidak menutupi kemarahannya atas peristiwa mengejutkan itu. Berbicara dalam konferensi pers, Jumat malam (Sabtu pagi WIB), ia mengungkapkan, ada pertanyaan-pertanyaan menyesakkan yang perlu dijawab oleh Washington. Duta Besar Amerika untuk Italia, Mel Sembler, Jumat malam mendatangi kantor Perdana Menteri Italia setelah dipanggil untuk menjelaskan insiden tersebut. "Harus jelas siapa yang bertanggung jawab," ujar Berlusconi. "Sandera Italia, Giuliana Sgrena, dibebaskan penculiknya di Irak pada Jumat, tapi konvoi yang sedang menyelamatkannya justru ditembak dan dilukai pasukan Amerika," kata Perdana Menteri Italia. Diungkapkannya, Sgrena diterjang peluru di bagian pundak kiri. Namun, seorang anggota dinas intelijen Italia yang mendampinginya kembali ke Italia, Nicola Calipari, tewas seketika dikoyak timah panas senjata tentara Amerika. Calipari terkena peluru ketika menutupi tubuh Sgrena.