Tradisi Dan Industri Judi

Edisi: 47/32 / Tanggal : 2004-01-25 / Halaman : 46 / Rubrik : KL / Penulis : Jatman, Darmanto ,

Darmanto Jatman *)
*) Budayawan

SEWAKTU berkunjung ke rumah Hoesi, kartunis Semarang yang kondang itu, saya dicegah agar tidak segera pulang. "Tengah malam nanti bakal banyak anjing menggonggong di kampung ini." E... bener, lepas tengah malam ada seseorang keluar dari cakruk sambil berteriak: "Asu! (anjing)" Sebentar kemudian, seseorang lagi dari seberang kali melompat sambil juga berteriak, "Asu!" Dalam waktu yang tidak terlalu lama, asu-asu (anjing-anjing) berkeliaran di kampung Hoesi. Asyik!

Anjing-anjing itu keluar dari mulut mereka yang nomer pilihannya tidak tembus. Pertemuan tengah malam itu sama sekali bukan pertemuan yang menggegerkan, justru tampaknya menggembirakan. Asyik buanget. Nasib yang dipikul bersama-sama agaknya menjadi kegairahan tersendiri bagi mereka yang sudah berharap-harap cemas.

Para psikolog menyebut ini sebagai pengalaman "excitement: suspense and surprise". Kayak nonton film yang belum ketahuan akhirnya: happy end atau tragic end. Ini yang telah membebaskan wong cilik dari tekanan hidup sehari-hari yang amat membosankan dan mematikan rasa. Jadi, sebelum mereka berteriak "biarin" atau "EGP", baik kalau mereka bisa tetap merawat "excitement" dalam kehidupan mereka. Kalau bisa, ya, dengan perayaan karena nembus angka togel. Bukankah perayaan, celebrations, adalah bagian dari upaya manusia untuk tidak mati rasa? Bacalah Feast and Fools atau The Secular City karya Harvey…

Keywords: -

---

Foto Terkait