Kiat Baru Memanjakan Lidah
Edisi: 47/33 / Tanggal : 2005-01-23 / Halaman : 46 / Rubrik : GH / Penulis : Widowati, Utami , Saleh, Nurdin ,
NYAMAN dan indah. Itulah kesan yang segera muncul saat memasuki William Cafe Artistik di Jakarta Selatan. Orang mesti melewati tangga-tangga berwarna kusam untuk menuju pintu masuk restoran yang berada di lantai dua. Di sudut-sudut ruangan dipajang koleksi benda seni seperti lukisan dan hiasan kayu.
Dapat dibayangkan, pengunjung bisa menyantap lezatnya segala jenis masakan restoran itu sambil menikmati benda-benda seni. Mereka juga tak bakal terganggu oleh pengunjung lainnya karena restoran ini terutama melayani tamu yang sudah memesan tempat dan makanan beberapa hari sebelumnya. "Saya berharap, kalau mereka makan di sini, sudah direncanakan untuk membuang waktu," ujar William Wongso, 55 tahun, pemilik restoran tersebut.
Dia menyodorkan budaya baru itu sejak delapan tahun silam, saat mendirikan William Cafe Artistik. Konsep ahli kuliner kondang ini ternyata berhasil. Kini, restoran serupa yang hanya melayani pengunjung berdasarkan pesanan telah bertebaran di Ibu Kota. Orang kerap menyebutkan sebagai "butik restoran".
Yang mereka sajikan tak sekadar masakan yang terasa enak di lidah, tapi juga pelayanan yang istimewa dan maksimal. Jangan heran jika Kafe William pernah harus dibuka lagi pada pukul 02.00 dini…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Tak Terpisahkan Capek, Jazz, dan Bir
1993-10-02Sejumlah eksekutif mencari dunia lain dengan mendatangi kafe. kafe yang menyuguhkan musik jazz jadi rebutan.…
AGAR MISS PULSA TIDAK KESEPIAN
1993-02-06Pemakaian telepon genggam atau telepon jinjing kini tak hanya untuk bisnis tapi juga untuk ngobrol.…
INGIN LAIN DARI YANG LAIN
1992-02-01Festival mobil gila dalam pesta otomotif 92 di surabaya akan diperlombakan mobil unik, nyentrik dan…