Risiko Sepiring Frankenfood

Edisi: 47/33 / Tanggal : 2005-01-23 / Halaman : 103 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Sholihin, Burhan , Purnama, Deffan , Hadiwinata, Thomas


Teknologi utak-atik gen (sifat pembawa keturunan) itu memang bisa membuat banyak orang tercengang. Dua ratus tahun lalu, Gregor Mendel, peletak teori dasar genetika, cuma bisa melahirkan kacang polong dengan warna dan ukuran tertentu. Kini, orang bisa menciptakan tanaman sesuai dengan selera perut dan matanya: lebih nyam-nyam, dengan jumlah produksi berlipat-lipat. Sifat unggulnya juga bisa dipilih. Mau tahan hama penyakit? Ada. Mau kebal perubahan cuaca? Tinggal pilih.

Namun, kehadirannya—dibidani perusahaan-perusahaan Amerika Serikat seperti Monsanto, Pioneer, Aventis—ditentang masyarakat Eropa yang menolak habis-habisan. Di Indonesia, teknologi ini juga mengundang kontroversi. Uji tanam kapas transgenik yang dilakukan Monsanto pada 2000 di Sulawesi Selatan juga ditentang.

Lho, jika tanaman itu lebih unggul, mengapa harus ditolak?…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…