Peter Withe: Indonesia Harus Merebut Piala Tiger
Edisi: 46/33 / Tanggal : 2005-01-16 / Halaman : 76 / Rubrik : WAW / Penulis : Fibri, Rommy , ,
Peter sama sekali bukan pendatang baru. Ia pemain Aston Villa pertama yang memperkuat tim nasional Inggris. Sebelas kali ia terpilih untuk memperkuat tim negaranya. Rekan-rekan seangkatannya termasuk Brian Clough, Ron Saunders, dan Bobby Robson. Tapi orang tak mudah melupakan peranannya yang istimewa dalam Piala Eropa 1982, saat Aston Villa berhadap-hadapan dengan Bayern Munich. Dan Peter pemain tengah (midfield) yang telah memperlihatkan kegigihan mencetak gol penentu kemenangan.
Peter kini bukan bintang lapangan. Tapi kita menangkap sepak-terjangnya di belakang layar: beberapa hari mempersiapkan tim nasional Indonesia, ia sudah berhasil mengantar anak-anak asuhannya ke babak final Piala Tiger 2004. Mereka memang sempat kalah 1-2 di kandang sendiri pada babak semifinal. Tapi, dalam pertandingan di negeri jiran itu, mereka mengalahkan tuan rumah 4-1. Mencengangkan. Partai final dilangsungkan secara "home and away": di Jakarta 8 Januari lalu, di Singapura 16 Januari mendatang.
Peter, pengalamannya segudang, resep keberhasilannya banyak. Menghadapi final, ia mengurangi tensi para pemain. "Ini bukan partai hidup-mati. Nikmatilah permainan dengan penuh semangat," katanya. Dua hari menjelang partai final, pekan lalu, ia masih sempat meriung di sebuah kafe di Plaza Senayan, Jakarta. Dua jam lebih Tempo menemaninya menyeruput hidangan coffee latte kesukaannya. Kepada Rommy Fibri dari Tempo, ia bertutur tentang optimismenya meraih Piala Tiger, resepnya melatih tim nasional, dan kritik atas dunia persepakbolaan di Indonesia. Berikut petikan wawancaranya.
Anda yakin tim nasional Indonesia bisa memenangi Piala Tiger?
Dunia sepak bola Indonesia sudah mengalami peningkatan cukup signifikan. Taktik bermain meningkat, kondisi fisik juga makin prima. Dengan bermain sepenuh hati dalam Piala Tiger kali ini, kita jadi bisa belajar bagaimana membangun kerja tim yang baik. Seperti diketahui, tidak ada satu tim pun yang bisa menang tanpa memiliki kekompakan sebagai sebuah tim. Kemampuan individu menjadi faktor yang kesekian dibandingkan dengan kerja keras tim.
Apakah Anda sudah membayangkan seperti apa pertandingan di final itu?
Kita sudah mempersiapkan segalanya di turnamen Tiger ini. Kami menilai turnamen ini cukup bergengsi.
Anda telah mengantarkan dua tim ke final Tiger Cup: dulu Thailand, sekarang Indonesia. Apakah simpati Anda terhadap Thailand begitu cepat menguap?
Saya beruntung bisa membawa Thailand menjuarai Tiger Cup tahun lalu. Tapi sekarang saya sudah menjadi pelatih tim nasional Indonesia. Yang lalu biarlah berlalu. Sekarang kita harus melihat masa depan. Yang penting, Indonesia harus merebut Piala Tiger kali ini.
Dalam babak semifinal, tim Indonesia dikalahkan Malaysia di kandang sendiri. Apa pelajaran dari pengalaman ini?
Ada semacam euforia dalam masyarakat yang meyakini bertanding di kandang sendiri, keyakinan pasti menang. Para pendukung kemarin memang terkejut saat kita dikalahkan Malaysia. Tapi saya yakin tim Indonesia selalu punya peluang menang di mana pun tempat bertandingnya.
Artinya siap juga menghadapi kekalahan?
Kalah atau menang itu…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…