Tsunami

Edisi: 46/33 / Tanggal : 2005-01-16 / Halaman : 114 / Rubrik : CTP / Penulis : Mohamad, Goenawan , ,


Dalam tempo enam menit, 30 gereja roboh. Tapi sesuatu menyusul. "Laut datang!" terdengar orang memekik.

Gulungan gelombang setinggi enam meter menggodam kota pantai itu dengan ganas: gempa melontarkan tsunami ke daratan. Ketika kemudian air tenang, ribuan bangkai tampak terapung, terangkut, membusuk, lenyap. Kemudian bumi tak berguncang lagi, tapi api terbit. Lisbon—salah satu permata Eropa—terbakar selama lima hari. Seluruh bencana menewaskan puluhan, mungkin sampai 50 ribu jiwa, ketika penduduk kota tak sampai setengah juta. "Apa yang harus dilakukan, wahai, makhluk yang fana?"

Pertanyaan itu bergetar dalam sajak Voltaire tentang gempa di Lisbon itu dan merobek dunia pemikiran abad ke-18. Pesimismenya menusuk, meskipun pesimisme itu sebenarnya bagian dari kritiknya terhadap filsafat yang percaya bahwa Tuhan memberi manusia "dunia yang terbaik dari semua yang mungkin didapat". Itulah filsafat Leibniz: alam semesta adalah harmoni yang didesain Tuhan. Tapi, tulis Voltaire:

"Leibniz tak dapat mengatakan padaku kenapa
Di dunia yang diatur oleh hukum yang paling arif…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

X
Xu
1994-05-14

Cerita rakyat cina termasyhur tentang kisah percintaan xu xian dengan seorang gadis cantik. nano riantiarno…

Z
Zlata
1994-04-16

Catatan harian gadis kecil dari sarajevo, zlata. ia menyaksikan kekejaman perang. tak jelas lagi, mana…

Z
Zhirinovsky
1994-02-05

Vladimir zhirinovsky, 47, banyak mendapat dukungan rakyat rusia. ia ingin menyelamatkan ras putih, memerangi islam,…