Alwi Shihab: Keadaan Panik, Mayat Di Mana-mana
Edisi: 45/33 / Tanggal : 2005-01-09 / Halaman : 81 / Rubrik : WAW / Penulis : Fibri, Rommy , Kalim, Nurdin , Aquadini, Sita Planasari
Aceh dan sebagian Sumatera Utara luluh lantak diterjang tsunami. Artinya, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat kabinet Presiden Yudhoyono ini harus bergerak dari satu bencana ke bencana lain. Dari Alor dan Nabire di ujung timur, ke Aceh dan Sumatera Utara di ujung barat negeri ini.
Alwi bekas eksekutif di sebuah perusahaan, akademisi, politisi, sekarang birokrat. Dialah koordinator pelaksana harian penanggulangan bencana, dengan aneka agenda: dari evakuasi ribuan mayat hingga distribusi bantuan. Ia lantas menggulirkan kebijakan bantuan satu pintu. "Ini untuk memudahkan koordinasi," ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Ketika Tempo mewawancarainya, terbetik kabar bahwa ia menolak bantuan Rp 46 miliar yang dihimpun Bank Indonesia (BI). Pemerintah kewalahan. Benarkah? Alwi membantah. Ia menjelaskan rencana pertemuannya dengan pihak BI. "Kami lagi mencari waktu yang tepat untuk bertemu, karena besok (Jumat pekan lalu) pukul 9, saya dipanggil Presiden. Tapi yang pasti pertemuannya besok juga."
Alwi bercerita seputar lambannya pendistribusian bantuan, prioritas penanggulangan, dan soal darurat sipil. Dengan hati-hati, doktor lulusan Universitas Temple, Amerika, ini menjawab pertanyaan Rommy Fibri, Nurdin Kalim, dan Sita Planasari Aquadini dari Tempo di kantornya di Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis malam pekan lalu.
Banyak yang menilai pemerintah lamban mendistribusikan bantuan kepada para korban di Aceh?
Musibah ini tidak pernah terpikirkan besarnya. Malah ini seperti kiamat kecil. Anda bayangkan masuk di suatu kota yang lumpuh, tidak ada listrik, komunikasi, operator telepon. Polisi lumpuh karena banyak yang meninggal, terjadi demoralisasi tentara karena banyak anak buah yang meninggal. Keadaan panik, mayat di mana-mana. Situasinya sangat sulit digambarkan.
Saat itu pemerintah langsung mengeluarkan 50 miliar untuk belanja obat-obatan dan makanan di Medan. Masalahnya, saat hari pertama Wakil Presiden datang ke sana, barang-barang belum bisa didistribusikan karena tidak ada truk pengangkut. Truk ada tapi tidak…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…