Ketika Muhammadiyah Terkena Pulut
Edisi: 44/33 / Tanggal : 2005-01-02 / Halaman : 194 / Rubrik : EB / Penulis : Dewanto, Nugroho , Kurniawan, Stepanus S. , Usman, M. Syakur
MOHAMMAD Amien Rais dan Ahmad Syafi'i Ma'arif, yang biasanya kompak, kini tengah berselisih jalan. Pangkal soalnya adalah posisi Muhammadiyah dalam urusan Bank Persyarikatan Indonesia. Kamis pekan lalu, Syafi'i sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk meminta perhatian pemerintah terhadap bank yang dulu bernama Bank Swansarindo Internasional itu. Pada saat yang sama, Amien menulis surat kepada Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan justru menyarankan agar bank tersebut ditutup.
Langkah Syafi'i tidaklah aneh. Kendati tak memiliki kaitan resmi, pada kenyataannya ada tujuh tokoh organisasi massa Islam terbesar kedua di Indonesia inisebagian besar anggota Pengurus Pusat Muhammadiyah yang menjadi pemegang saham di Bank Persyarikatan. Mereka ikut ketiban beban ketika kondisi kesehatan bank merosot drastis. Rasio kecukupan modalnya (CAR) anjlok di bawah ketentuan BI yang delapan persen. Juni lalu, CAR Persyarikatan diketahui sudah minus 4,4 persen. Sedangkan giro wajib minimumnya tinggal 0,44 persen, padahal aturannya adalah lima persen.
Itu sebabnya Bank Indonesia memasukkan Bank Persyarikatan dalam unit pengawasan khusus. Manajemen bank ini diberi waktu tiga bulan untuk menambah modal dan memperbaiki kinerjanya. Bila gagal, Bank Indonesia bisa memberi perpanjangan waktu maksimum tiga bulan lagi sebelum mengirim bank bersangkutan ke kamar beku. "Sekarang BI masih memberi mereka kesempatan mencari investor," ujar Gubernur BI Burhanuddin Abdullah kepada Yandi Rofiyandi dari Tempo.
Karena itulah, sebagai pemegang saham, ketujuh tokoh teras Muhammadiyah mesti ikut menyetor modal tambahan agar Persyarikatan pulih. Tapi, melihat latar belakang pekerjaan mereka sebagai dosen, pegawai negeri, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat, kocek mereka agaknya terlalu tipis untuk bisa mengganjal Bank Persyarikatan. "Pemegang saham tak punya duit untuk menyuntik modal," ujar Hajriyanto Y. Thohari, salah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…