Dua Hari Di Sipadan
Edisi: 43/31 / Tanggal : 2002-12-29 / Halaman : 38 / Rubrik : NAS / Penulis : Manggut, Wenseslaus , ,
SULIT. Hanya satu kata itu yang muncul ketika saya mencoba masuk ke Pulau Sipadan. Di Tawau kota terdekat yang memiliki bandar udarasaya menelepon sejumlah biro perjalanan yang juga memiliki resor di pulau itu. Mulanya penerima telepon riang gembira. Maklum, pelancong lagi sepi, banyak penginapan kosong. Tapi, begitu mereka tahu bahwa saya wartawan dari Indonesia, jawabannya berganti: "Maaf, Tuan, bilik sudah penuh."
Anehnya, di Semporna, kota terdekat dengan Pulau Sipadan, cabang sejumlah biro perjalanan itu justru merindukan tamu. Seorang penjaga di Sipadan Dive Center malah mengeluhkan sepinya pelancong. Dari 30 rumah penginapan, cuma dua yang terisi. Sisanya kosong melompong. Saya mendaftar di biro perjalanan itu. Dan Jumat dua pekan lalu, bersama 12 tamu lainnya, meluncurlah saya ke Sipadan. Menghabiskan waktu satu setengah jam perjalanan, kami tiba di sana pukul 11 siang. Pengelola resor menyambut gembira. Seorang staf menjelaskan peraturan kawasan itu. Pukul sembilan malam, penghuni dilarang berkeliaran di pinggir pantai, apalagi berenang. Jika nekat, "Ditangkap polis dan army," katanya.
Pulau yang saat itu masih diperebutkan Indonesia dan Malasyia ini memang dikawal ketat aparat keamanan negeri jiran tersebut. Di sebelah timur ada pos polisi dan pos marinir di sebelah selatan. Patrolinya rutin: pagi, siang, dan malam. Jika memerlukan bantuan, pekerja resor tinggal memencet alarm, aparat pun sigap meluncur. Petunjuk penggunaan alarm itu ditempel di setiap kantor resor. Seorang pekerja di pulau itu menuturkan bahwa kawal ketat itu kian meningkat menjelang keputusan Mahkamah Internasional di Den Haag, Selasa, 17 Desember lalu. "Banyak polis dan marine yang baru tiba," katanya.
Pulau Sipadan tak seberapa luas, cuma empat kilometer persegi. Hanya dibutuhkan satu jam dengan berjalan kaki untuk mengitari pulau itu. Ada lima resor di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?