PRESTASI EKONOMI BELUM OPTIMAL

Edisi: 35/35 / Tanggal : 2006-10-29 / Halaman : 76 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Sadli, M. , ,

SELAMA dua tahun ini, prestasi ekonomi Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono bisa dibilang lumayan. "Lumayan", karena bisa mencapai laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) 5-6 persen setahun. Angka ini jauh lebih besar ketimbang laju pertumbuhan penduduk, tetapi belum cukup untuk mengurangi angka pengangguran secara berarti. Ekspor bisa tumbuh di atas 10 persen setahun. Ini juga prestasi yang lumayan dan perlu.

Prestasi Presiden Yudhoyono jangan diukur dari apakah ia bisa menunaikan janjinya pada pemilihan umum mengenai pengangguran dan kemiskinan. Yang bisa dinilai adalah apakah kebijakan serta program-programnya cukup realistis. Indonesia, dengan pendapatan per kapita yang hanya sedikit di atas US$ 1.000 setahun, tetap akan dililit oleh kemiskinan dan pengangguran. Tergantung juga dari mana mematok garis kemiskinan. Kalau dipatok pada dua dolar sehari (ukuran Bank Dunia), maka mereka yang berpendapatan kurang dari US$ 700 setahun sudah dibilang miskin. Ini hampir separuh penduduk Indonesia.

Laju pertumbuhan ekonomi tergantung pada jumlah investasi nasional. Di zaman Orde Baru pencapaiannya tinggi, sekitar sepertiga pendapatan nasional. Di zaman sekarang, dengan pimpinan politik yang tidak sekuat dulu dan persaingan internasional untuk menarik investasi yang lebih ramai, jumlah investasi nasional tidak lagi setinggi dulu. Mungkin jumlahnya mendekati seperempat pendapatan nasional.

Siapa para investor ini? Sebagian besar investor domestik. Di luar sektor pertanian, mereka ini golongan minoritas nonpribumi. Pemerintahan Yudhoyono…

Keywords: -

Rp. 15.000