Persepsi Positif, Investasi Sebaliknya

Edisi: 35/35 / Tanggal : 2006-10-29 / Halaman : 102 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Adityaswara, Mirza , ,

APAKAH di Indonesia naik-turunnya bursa saham bisa dijadikan barometer sukses-tidaknya kinerja pemerintah? Jawabannya, pasti tidak. Kepemilikan masyarakat Indonesia di saham, obligasi, dan reksadana masih sangat kecil dibanding tabungan di perbankan. Tetapi kinerja bursa saham, kurs rupiah, dan yield (imbal hasil) obligasi bisa dijadikan barometer persepsi investor asing terhadap kinerja pemerintah.

Investor asing ada dua jenis, yaitu investor portofolio dan investor langsung (direct investment). Investor portofolio berinvestasi dalam aset likuid dan cenderung hanya melihat keuntungan jangka pendek. Sedangkan investor langsung lebih konservatif, karena sekali mereka masuk berinvestasi di suatu negara, sulit untuk keluar dalam waktu cepat.

Bagaimana persepsi investor portofolio asing terhadap kinerja dua tahun pemerintahan SBY-JK? Dilihat dari naiknya indeks bursa saham, stabilnya kurs rupiah, dan membaiknya yield surat utang negara (SUN), bisa kita simpulkan bahwa investor portofolio asing saat ini mempunyai persepsi positif terhadap Indonesia.

Dalam periode Oktober 2004--Oktober 2006, kurs rupiah cukup stabil di kisaran Rp 8.800--Rp9.300, walaupun sempat melemah ke Rp 12.000 di kuartal ketiga 2005. Indeks bursa saham naik 81 persen dari 852 ke 1.549, dan yield obligasi surat utang negara berjangka waktu 10 tahun cukup stabil di tingkat 11 persen, walaupun sempat membaik menjadi 10 persen di semester pertama 2005 dan memburuk ke 16 persen di kuartal ketiga 2005.

Perbaikan credit rating alias…

Keywords: -

---

Foto Terkait