Pesantren Tani, Roti, Dan Sampah

Edisi: 36/35 / Tanggal : 2006-11-05 / Halaman : 109 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Agustina, Widiarsi, Purnama, Deffan,


DI penghujung Ramadan lalu, Pondok Pesantren Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, terlihat sepi. Kegiatan belajar-mengajar berhenti. Masjid lebih lengang meski masih ada kegiatan mengaji. Sejak awal Ramadan, pesantren itu memang meliburkan segala kegiatannya. Para santrinya mudik ke kampung halaman dan baru kembali seusai Idul Fitri.

Puluhan bus mengantar para santri yang berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera. Para santri asal Ambon, Papua, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Kalimantan mudik dengan kapal laut. Semuanya gratis. Segala ongkos menjadi tanggungan Habib Saggaf Mahdi bin Syekh Abu Bakar, 60 tahun, sang pemimpin pondok.

Bukan cuma mudik gratis. Habib Saggaf juga membuka pintu bagi anak-anak dari keluarga miskin, warga tak mampu, dan remaja putus sekolah untuk belajar di pesantrennya sonder bayar. "Tak ada persyaratan…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…