Lokomotif Kehabisan Solar
Edisi: 09/32 / Tanggal : 2003-05-04 / Halaman : 44 / Rubrik : HK / Penulis : Kurniawati, Endri, Ardiansyah, Arif, Soedjiartono, Bambang
HARI masih pagi. Kelengangan membekap Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta yang berdiri lesu di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat. Lantainya masih basah sehabis diusap kain pel. Tapi sepagi itu, sekitar pukul 9.00, Rabu pekan lalu, Suyono sudah duduk di kursi kerjanya. Sebagai resepsionis, lelaki 49 tahun ini mulai sibuk melayani para penelepon. Tingkah dan raut mukanya biasa saja. Ia cukup pandai menyembunyikan emosi menghadapi kenyataan pahit: segera meninggalkan kantor yang dicintainya.
Tak bisa mengelak dari pemangkasan pegawai, lelaki yang sudah 28 tahun bekerja di LBH Jakarta itu akan berpamitan dengan rekan-rekan sekantornya bulan Mei mendatang. Dia cukup terharu karena pengabdiannya masih dihargai dengan uang pesangon Rp 40 juta. Menjadi saksi masa kejayaan dan sekaligus surutnya LBH, Suyono sejatinya amat berat berpisah dengan kantornya. "Sebenarnya saya ingin bekerja sampai LBH ini benar-benar berakhir," ujarnya.
Hanya, Suyono tak punya pilihan lain. Kantor LBH Jakarta, yang didirikan 32 tahun silam, sekarang memang sedang megap-megap. Sudah beberapa bulan, ia menerima…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Vonis Menurut Kesaksian Pembantu
1994-05-14Tiga terdakwa pembunuh marsinah dijatuhi hukuman 12 tahun penjara. pembela mempersoalkan tak dipakainya kesaksian yang…
Hitam-Hitam untuk Marsinah
1994-05-14Buruh di pt cps berpakaian hitam-hitam untuk mengenang tepat satu tahun rekan mereka, marsinah, tewas.…
Peringatan dari Magelang
1994-05-14Seorang pembunuh berencana dibebaskan hakim karena bap tidak sah. ketika disidik, terdakwa tidak didampingi penasihat…