Muchlas Diciduk, Kenapa Ragu?
Edisi: 41/31 / Tanggal : 2002-12-15 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Zulkifli, Arif , Rosyid, Imron ,
HARI telah lewat tengah malam di desa Mlandangan, Klaten, Jawa Tengah ketika wajah pria 65 tahun itu tiba-tiba seperti kehilangan darah. "Saya ketua RT di sini. Ada apa sebenarnya," katanya memberanikan diri bertanya dengan suara gemetar. Di depannya, lima pria berbadan tegap berdiri dengan raut tanpa ekspresi. "Anda ketua RT? Kebetulan. Cepat Anda ketokkan pintu rumah itu," kata seorang di antara mereka.
Yang ditujuk adalah kediaman Muhammad Najib Nawawi, seorang warga desa yang dikenal dermawan. Hadi Komari, ketua RT itu, tak ingin banyak tanya. Ia tahu: orang-orang yang datang ke desanya malam itu bukan tamu biasa. Mereka mengaku dari Markas Besar Kepolisian RI dan Polsek Tulung, Klaten. Di belakang kelima orang itu berdiri beberapa polisi lain mengenakan pakaian preman dan menggenggam senapan laras panjang.
Segera Komari menuju rumah Najib. Di sana, tujuh polisi lainnya telah mengepung sekeliling rumah. "Mbak Siti. Mbak Siti. Saya Pak Komari," katanya mengetuk pintu. "Bapak mboten wonten Pak (Bapak tidak ada Pak)," kata suara perempuan bernama Siti seraya membuka gerendel pintu.
Ketika pintu terbuka sedikit, empat polisi yang tergabung dalam Tim Cobra Mabes Polri langsung berebut masuk. Mereka menuju kamar tidur di sebelah timur. Di ruangan berukuran 2x2,5 meter persegi itu, polisi menemukan orang yang paling dicari-cari aparat selama ini. "Kami berhasil menangkap Muchlas alias Ali Gufron. Dia terlibat langsung dalam kasus Bom Bali dan kasus pengeboman lainnya," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri, Komisaris Jenderal Erwin Mapasseng.
Maka, akhir Ramadhan, Rabu pekan lalu, menjadi hari istimewa bagi polisi. Setelah mencokok Imam Samudra, kini polisi menangkap orang yang dipercaya merupakan atasan Imam. Tak hanya dituding terlibat dalam perencanaan bom Bali, Muchlas juga disinyalir merupakan petinggi Jamaah Islamiyah wilayah Asia Tenggara menggantikan Hambali yang kini kabarnya telah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?