Taufiequrachman Ruki: "korupsi Tidak Boleh Dikompromikan"

Edisi: 44/32 / Tanggal : 2004-01-04 / Halaman : 204 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,


SEGUMPAL kegundahan mengganjal hati Taufiequrachman Ruki hari-hari ini. Begitu terpilih sebagai Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi dua pekan lalu, ketenteraman keluarganya langsung terusik. Dia segera menjadi incaran pers dan ditelepon setiap kali. Keadaan semakin tak nyaman lantaran hampir semua pemberitaan menyangsikan ke- beranian dan kemampuan inspektur jenderal purnawirawan ini dalam memerangi korupsi. Akibatnya serius: sang istri tercinta (Ati Suriagunawan) menjadi stres lalu masuk rumah sakit. "Sepertinya istri saya tidak tahan. Apalagi setiap saat telepon rumah berdering," katanya.

Orang Banten berusia 57 tahun itu menyadari betapa besarnya harapan masyarakat terhadap komisi yang dipimpinnya. Soalnya, korupsi telah merajalela dan membahayakan negeri ini. Hanya, bagi pensiunan polisi yang biasa dipanggil Taufieq ini, menilai kinerja KPK dalam waktu singkat tidaklah realistis dan menyesatkan masyarakat. Kendalanya cukup jelas, komisi ini harus menyelesaikan segala urusan dapur, mulai dari soal dana sampai stafnya.

Sebagai polisi, karier Taufieq cukup berkilau. Ia pernah menjabat Kepala Kepolisian Wilayah Malang, Jawa Timur, dan berhasil membangun kompleks perumahan untuk anak buahnya. Pengetahuannya juga lumayan. Dia pernah mengikuti pendidikan tentang kejahatan pencucian uang dan korupsi di Australia dan Amerika Serikat. Setelah "dilempar" ke Senayan, menjadi anggota DPR, Taufieq pun tetap berusaha menjadi wakil rakyat yang baik dan rajin.

Kini, sebagai Ketua KPK, bukan cuma kemampuan yang dibutuhkan, tapi juga keberanian. Ini amat dipahami oleh Taufieq. Ia juga mendeteksi adanya penghalang upaya memberantas korupsi, yakni kuatnya budaya feodal dan paternalistik di Indonesia. Semua ini dianggapnya sebagai tantangan. Di-wawancarai wartawan TEMPO I.G.G. Maha Adi dan Nurdin Kalim, ia mem-beberkan langkah-langkah yang akan diambilnya. Petikannya:

Saat parlemen menggelar pemilihan, apakah Anda mengimpikan terpilih sebagai Ketua KPK?

Saya tidak pernah menyangka akan terpilih sebagai Ketua KPK. Semua figur yang diseleksi memiliki kapasitas yang berdasarkan ukuran saya excellent. Kita kan tahu siapa Marsillam Simanjuntak (bekas jaksa agung dan Menteri Kehakiman), Erry Ryana (bekas Dirut PT Timah), Sonhadji (pengacara), dan yang lain. Sepuluh orang yang dipilih itu telah memenuhi kriteria yang relatif sama. Bahwa dipilih hanya lima, itu kan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undang, yang menyatakan presiden harus mengajukan calon sebanyak dua kali lipat. Mereka semua sangat terkenal, sedangkan saya menghindari publikasi. Saya tidak mau privasi saya terganggu. Tapi bukan berarti saya tidak aktif. Saya merasa underdog, dan mental saya hanya siap untuk menjadi anggota pimpinan, bukan ketua. Saya tidak pernah memimpikannya.

Anda tidak percaya diri?

Saya sih percaya diri, tapi lawan kita kan punya nama besar dan saya sendiri tidak punya nama. Ini bukan soal kemampuan. Ketika terpilih, harga diri saya muncul dan saya memutuskan mengambil tantangan itu. Kalau saya mundur, apa kata teman-teman dan anak-anak saya. Saya terpilih dari suara semua fraksi. Jadi, saya tidak mungkin condong kepada kepentingan partai tertentu. Itu artinya saya dapat diterima semua fraksi ketika…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…