Sumbangan Di Jalanan, Untuk Siapa?
Edisi: 40/31 / Tanggal : 2002-12-08 / Halaman : 52 / Rubrik : AG / Penulis : Nurkhoiri, Faisal,
DENGAN kencang sebuah bus jurusan Merak-Bekasi meluncur di jalan bebas hambatan. Di dalamnya sekitar 25 penumpang duduk terkantuk-kantuk, walau udara Jakarta siang itu panas sekali. Tak lama setelah melewati pintu tol Kebun Jeruk, bus berhenti untuk menurunkan penumpang tanpa keluar dari jalan tol. Saat itulah seorang laki-laki berkopiah meloncat naik. Sebuah tas diselempangkan di depan perutnya. Lalu, sambil berdiri di dekat sopir, ia berteriak, "Assalamualaikum. Maaf jika kami mengganggu." Tangannya mengeluarkan setumpuk amplop berwarna hijau dari tas.
Para penumpang tak terlalu mempedulikan lelaki yang berbaju kuning lusuh itu. Sepatunya juga tampak kusam, seperti tak pernah disemir. Tapi, ketika dia membagi-bagikan amplop, para penumpang mau tak mau bereaksi. Satu atau dua orang menolaknya. Sebagian lain menerimanya, walau kemudian meletakkannya di samping tempat duduknya atau sekadar memegangnya.
Tampaknya hampir semua penumpang sudah mafhum, si lelaki itu cuma mau meminta sumbangan. Apalagi, pada bulan puasa begini, berbagai cara dilakukan orang untuk menarik sedekah. Pada amplop itu memang tertulis permohonan sumbangan untuk kegiatan sosial dengan kop "Yayasan Pendidikan Islam Ummul Yatama. Alamatnya di Jalan Blanakan-Muara Ciasem No. 7, Subang, Jawa Barat.
Dalam amplop terdapat kertas berisi deretan nama penyumbang berikut tanda…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Menyebarkan Model Kosim Nurzeha
1994-04-16Yayasan iqro menyiapkan juru dakwah, ada di antaranya anggota abri berpangkat mayor, yang mengembangkan syiar…
Sai Baba, atau Gado-Gado Agama
1994-02-05Inilah "gerakan" atau apa pun namanya yang mencampuradukkan agama-agama. pekan lalu, kelompok ini dicoret dari…
Siapa Orang Musyrik itu?
1994-02-05Mui surabaya keberatan sebuah masjid dijadikan tempat pertemuan tokoh dari berbagai agama, berdasarkan surat at…