Ada Udang Di Balik Pasukan

Edisi: 40/31 / Tanggal : 2002-12-08 / Halaman : 118 / Rubrik : LN / Penulis : Adi, I G.G. Maha , ,

PRAHA, sebuah kota tua yang penuh sejarah di jantung Eropa Tengah, menjadi saksi betapa Presiden Amerika Serikat, George Walker Bush, sesungguhnya seorang "salesman" yang mahir. Hanya dalam waktu satu pekan—selama berlangsungnya pertemuan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), "dagangan" Bush laku keras. Mula-mula, dia berhasil meyakinkan tujuh negara di Eropa Timur tentang pentingnya bergabung dengan NATO. Padahal, sebelumnya mereka adalah pendukung setia Pakta Warsawa bentukan bekas Uni Soviet—yang tadinya menjadi musuh bebuyutan Amerika.

Di Kota Praha pula—ibu kota Republik Cheska—Bush berhasil merengkuh hati ke-19 anggota untuk menandatangani pernyataan bahwa senjata sementara Irak adalah sumber bahaya yang besar. Sebelumnya, santer terdengar isu bahwa negara seperti Jerman, yang sedang demam anti-perang, akan menolak menandatangani tekanan NATO—yang disponsori AS —terhadap Irak. Tapi pertemuan di Praha, yang semula diperkirakan sulit buat Amerika, ternyata sukses.

Dagangan ketiga yang dijajakan Bush sebetulnya sebuah dagangan lama yang mulai dijual ke Uni Eropa dua tahun silam. Menteri Pertahanan Amerika, Donald Rumsfeld, diminta menjadi juru presentasi ke negara-negara Eropa. Inti dagangan itu adalah, Uni Eropa perlu membentuk pasukan reaksi cepat Eropa alias European Rapid Reaction Force (ERF). Ide Bush ini bukan saja laku dijual, tapi sudah mendapat restu dari tuan-tuan di Eropa sana. Pertengahan November lalu, Uni Eropa sudah memberikan restu untuk meluncurkan pasukan ini pada 2003.

Latar belakang ide itu kira-kira begini. Sejak berakhirnya Perang Dunia II sampai hari ini, Amerika menjadi penjaga yang setia untuk Eropa Barat. Mereka memprakarsai, memimpin, dan mendominasi NATO. Juga mengeluarkan ratusan juta dolar setahun…

Keywords: -

---

Foto Terkait