Simpul `syahid' Sang Imam

Edisi: 39/31 / Tanggal : 2002-12-01 / Halaman : 28 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Muryadi, Wahyu , Budiman, Irfan , Sepriyossa, Darmawan


TAK salah Abdul Aziz memilih nama alias Imam Samudra. Ketenangan-nya memang seperti lautan luas. Saat dipamerkan kepada wartawan, Jumat silam, sehari setelah dicokok polisi, dia tampil begitu tenang. Memakai kaus hitam bercap sebuah produk pakaian olahraga buatan Amerika Serikat, negeri yang dibencinya itu, tatapannya yang tajam menyapu puluhan pasang mata dan kamera yang memelototinya.

Ketenangannya itu sama sekali tak terusik hingga sekonyong-konyong terdengar teriakan takbir dari mulut seorang pengunjung. Imam pun membalasnya dengan teriakan yang sama. Melihat gelagat itu, seorang petugas berkaus hitam langsung mendorongnya ke ruangan dalam. Siapa dia? Pengikutnya? Bukan. Suara itu meluncur dari Lulu Jamaludin, 28 tahun, adik kandungnya. Ia mengaku cuma ingin menyapa. "Kalau saya berteriak assalamualaikum, wah kepanjangan tuh," katanya polos.

Sosok Imam Samudra, 32 tahun, memang jauh berbeda dengan Amrozi, tersangka pelaku pengeboman Legian yang tampil cengengesan. Ia bukan hanya jarang tersenyum. Saat diperiksa, polisi mengaku kesulitan mengorek keterangan darinya. Menurut ketua tim investigasi, Irjen Made Mangku Pastika, Imam Samudra telah mengakui dirinya adalah pria yang menggunakan berbagai alias itu. "Dia pelit bicara, lain sekali dengan Amrozi, yang banyak memberi keterangan," katanya akhir pekan silam.

Tampang dingin dan pelitnya Abdul Aziz alias Imam Samudra alias Kudama atau alias-alias yang lain itu mengumbar cerita yang kontroversial. "Ia mengaku yang merencanakan bom Bali," kata Kepala Kepolisian RI, Jenderal Da'i Bachtiar. Publik bisa segera percaya Imam yang bertampang angker itu adalah teroris nan bengis, tidak seperti saat mereka menangkap Amrozi, playboy dari Tenggulun, Lamongan, Jawa Timur. Bachtiar pertama kali menerima laporan penangkapan pada pukul 17.10, Kamis pekan lalu.

Kinerja yang boleh dibanggakan. Amrozi,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…