Muhammad Belfas: "ini Kampanye Anti-islam"
Edisi: 43/30 / Tanggal : 2001-12-30 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : , ,
MUHAMMAD Belfas bin Nasser jauh dari kesan seorang teroris. Wajahnya teduh, pembawaannya simpatik, bicaranya pun amat santun. Tapi namanya masuk dalam daftar 370 orang yang paling diburu FBI. Ia dituduh menjadi salah satu tokoh kunci dalam jaringan Usamah bin Ladin di Jerman dan punya keterkaitan dengan Mohammad Atta dan para teroris World Trade Center lainnya. Terakhir, ia dihubungkan dengan penangkapan Agus Budiman, seorang warga negara Indonesia yang dituduh kejaksaan Amerika pernah membantu meminjamkan paspornya kepada Ramzi Binalshibh, tersangka pembajak ke-20 yang gagal masuk ke negeri adidaya itu.
Belfas, warga negara Jerman keturunan Arab, sejatinya lebih menampakkan kesan seorang juru dakwah. Jebolan Universitas Kairo, Mesir, ini memang seorang tokoh Islam yang cukup berpengaruh di "Negeri Hitler". Sejak 1979 ia memelopori penyelenggaraan diskusi Islam secara rutin dalam bahasa Jerman. Melalui perantaraannya pulalah ratusan warga kulit putih memeluk agama Islam. Kini di seluruh Jerman berdiri 40 masjid dengan 150 ribu umat muslim.
Siapa sangka, lelaki yang masih melajang ini ternyata lahir di Sawahbesar, Jakarta, 21 Februari 1946. Sejak berusia 12 tahun ia merantau ke Hadramaut, Yaman, Mesir, lalu bekerja sebagai pendatang gelap di Jerman pada 1972. Baru Desember tahun lalu, ia resmi memperoleh paspor Jerman.
Atas segala tuduhan yang menurut dia tak masuk akal itu, Belfas cuma bisa menghela napas panjang. "Ini kampanye anti-Islam," kata pegawai kantor pos itu kepada wartawan TEMPO Karaniya Dharmasaputra, yang mewawancarainya secara khusus di sebuah hotel di Hamburg,…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?