Hernando De Soto: Mereka Tak Semiskin Yang Dikira
Edisi: 37/35 / Tanggal : 2006-11-12 / Halaman : 85 / Rubrik : WAW / Penulis : , ,
PRIA gemuk dengan kumis dan jambang lebat ini bak superstar. Dia terkenal di mana-mana, diundang oleh banyak pemimpin negara, dan senantiasa menjadi berita. Itu karena gagasannya tentang memberdayakan orang miskin di negara dunia ketiga yang kemudian ia tuangkan dalam buku The Mystery of Capital. Buku ini terbit pada 2000, menjadi best-seller, dan sudah diterjemahkan ke dalam 30 bahasa.
Gagasan Hernando de Soto memang revolusioner. Baginya, orang miskin tertinggal bukan karena tak punya modal. Mereka punya rumah, banyak yang punya tanah, bahkan ada yang punya usaha sendiri. Persoalannya, semua itu berada di luar sistem, tak mendapat pengakuan hukum, sehingga akhirnya tinggal menjadi "modal mati (dead capital)".
Itu sebabnya De Soto mengembara dari negara ke negara, mengkampanyekan reformasi hukum bagi orang miskin. Gagasannya: beri kaum papa ini hak legal atas propertinya, libatkan mereka dalam sistem ekonomi pasar, maka sebuah revolusi akan terjadi.
Di Peru, negara asalnya, Proyek ini ia mulai tak lama setelah kembali dari rantau pada 1979, dan membawa banyak kemajuan. Misalnya, sementara dulu banyak orang miskin menjalankan usahanya secara ilegal (di luar sistem), sekarang semakin banyak yang berizin. De Soto berhasil memperpendek pengurusan izin usaha dari 289 hari menjadi bahkan hanya satu hari!
Jumat siang pekan lalu, pendiri Institute for Liberty and Democracy, Peru, ini berkunjung ke Tempo. Meski punya seabrek aktivitas berpikir, De Soto ternyata pribadi yang hangat dan humoris. Misalnya, di akhir cerita tentang perceraiannya dua tahun lalu, dia nyeletuk: "I am on the market know."
Dia menyukai musik dari klasik sampai rock n roll, dan pernah menjadi juara lomba athletic rock n roll ketika masih sekolah di Swiss. "Hingga sekarang, kalau ada teman mengajak dancing, kami pergi," ujarnya. Salah satunya karena dia harus menurunkan berat badan hingga 30 kg.
Dia menyukai anjing. Saat ini ia memelihara dua ekor german shepherd: Engels dan Marx. "Mereka lebih kiri dari saya," ujarnya terbahak. "Tidak menghargai hak milik pribadi."
Meski pernah dikenal luas sebagai pengusaha yang sukses, toh dia lebih ingin dikenal karena pekerjaannya yang sekarang. "Kalau ada pelajar yang bertanya siapa itu De Soto," ujarnya di akhir kunjungan sekitar dua jam itu, "katakan dia seorang peneliti yang secara khusus tertarik pada aturan hukum dan kenapa begitu banyak orang berada di luarnya." Berikut selengkapnya bincang-bincang tim Tempo dengannya.
Apa yang akan Anda lakukan selama di Jakarta?
Saya diundang untuk banyak acara: seminar, kuliah di beberapa universitas, dan Senin nanti bertemu presiden dan sebagian anggota kabinet.
Anda bicara soal memberdayakan orang miskin seperti di Peru?
Ya. Jika Anda ingin terlibat dalam ekonomi pasar dan sukses, Anda harus…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…