Siapa Mau Bakar Cengkeh
Edisi: 01/22 / Tanggal : 1992-03-07 / Halaman : 90 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Wangkar, Max
AKHIR pekan lalu, Manado Beach Hotel dipadati asap dan bau kretek. Dari lobi, lorong-lorong, kamar-kamar, restoran, sampai ke ruang Manguni, bau sigaret cengkeh yang terbakar mengambang. Di situ, pekan lalu, Seminar Cengkeh Nasional berlangsung selama dua hari. Ke sinilah Tommy Soeharto -- panggilan akrab Hutomo Mandala Putera -- datang setelah satu hari sebelumnya menjatuhkan "bom" dalam dengar pendapat dengan DPR RI di Jakarta.
Bom itu berupa usul yang kontroversial. Setelah menguraikan kelebihan suplai cengkeh. Tommy mengusulkan dua hal. Pertama, agar dilakukan konversi tanaman cengkeh dengan menciutkan lahannya sebesar 25-30%. Kedua, agar petani membakar 50% dari panen cengkeh tahun 1992.
Selang dua hari, atas pertanyaan wartawan, Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo memberi komentar tentang usul Tommy mengenai konversi dan pembakaran itu. "Sebagai ilmuwan, saya tidak bisa menghindar atau tidak membicarakan masalah-masalah betapapun peliknya jika itu menyangkut kepentingan masyarakat," kata guru besar ekonomi yang wanti-wanti mengingatkan agar keterangannya jangan salah kutip.
Yang pepting dari keterangan Sumitro ialah bahwa tugas menguasai produksi atau menentukan harga tidak bisa dilakukan secara bersamaan. Dalam kata lain, jika tugas BPPC adalah menstabilkan harga, maka berapa banyak pun cengkeh yang dihasilkan petani, tetap harus dibeli oleh badan penyangga ini. Sebaliknya, bila tugas BPPC adalah mengatur produksi cengkeh, petani cengkeh harus diberi kebebasan untuk menentukan harganya.
Pesan Sumitro ini ternyata tidak bergema dalam Seminar Cengkeh Nasional yang berlangsung di Manado itu. Mengapa? Karena dalam kesimpulannya, yang disimbolkan sebagai tiga kristal, pesan Sumitro tersebut sama sekali seperti tak di perhitungkan.
Tiga kesimpulan yang utama adalah: 1.50% produksi cengkeh tahun 1992 harus dimusnahkan, 2. sekital 30% kebun cengkeh harus diubah (dikonversi) menjadi kebun tanaman lain 3. BPPC (Badan Penyangga & Pemasaran Cengkeh) dipandang masih perlu diteruskan. Dengan diterimanya kesimpulan itu berarti semua pihak yang terlibat dalam tata niaga cengkeh -- yang hadir atau diwakili dalam seminar tersebut -- telah memberi dukungan kepada usul konversi dan bakar cengkeh yang diajukan Tommy Soeharto di DPR pekan silam.
Di…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…