Tiga Jam Tanpa 'oleh-oleh'

Edisi: 11/32 / Tanggal : 2003-05-18 / Halaman : 29 / Rubrik : LAPUT / Penulis : Taufik, Ahmad , Junaedy, Cahyo , Faisal


DI lobi ruang tunggu kantor Perdana Menteri Swedia di Stockholm, Ali Alatas menanti Perdana Menteri Swedia Goran Persson pada 24 April silam. Ali datang ke situ untuk bertukar pikiran soal Aceh dengan Tuan Persson. Tiga jam telah berlalu. Yang dinanti tak kunjung muncul. Sebagai gantinya, datang Menteri Luar Negeri Swedia Anna Lindh serta beberapa utusan Perdana Menteri.

Ali Alatas, mantan Menteri Luar Negeri dan diplomat senior Indonesia, diutus oleh Presiden Megawati dengan satu tujuan khusus: membujuk pemerintah Swedia agar tak memberikan tempat kepada para tokoh Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Ali juga menyampaikan protes dari pemerintah Indonesia karena pemimpin GAM, Hasan di Tiro dan Zaini Abdullah—yang telah menjadi warga negara Swedia—mencampuri masalah dalam negeri Indonesia.

Dalam pertemuan tersebut, Ali mempertanyakan apakah pemerintah Swedia akan mengambil kebijakan tertentu…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…