Tentang Klbi Yang Macet Itu
Edisi: 01/22 / Tanggal : 1992-03-07 / Halaman : 94 / Rubrik : LAPSUS / Penulis : Aji, Bambang
KE mana uang BPPC? Pertanyaan ini tak hanya menggayut di benak petani
cengkeh, tapi juga di kepala pengusaha dan para ekonom. Seperti diketahui,
Badan Penyangga dan Pemasaran Cengkeh (BPPC), yang dipimpin Tommy Soeharto,
akhir Oktober 1991 menerima KLBI (kredit likuiditas Bank Indonesia) Rp 759
milyar.
; Hanya saja, biarpun ada KLBI, cengkeh tetap tidak tersangga dan menukik
jauh di bawah harga minimal yang ditetapkan Badan Cengkeh Nasional (BCN)
Rp 7.200 per kg. Petani pun berkeluh-kesah.
; Mendadak, pekan lalu, di depan Komisi VII DPR, Tommy bicara tentang
kelebihan pasok cengkeh. Pemuda yang baru saja memenangkan reli mobil ini
dengan tenang mengusulkan dua hal: 30% tanaman cengkeh dikonversikan ke
tanaman lain dan 50% dari hasil cengkeh petani dibakar.
; Usul itu sungguh mengejutkan. Tommy bahkan "menggertak", jika usulnya tidak
diterima, BPPC bubar saja. Ia memang tidak mengatakan BPPC sudah tidak mampu
menyerap cengkeh dari seluruh Indonesia. Tapi pihak-pihak yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Ini Keringanan atau Deal yang Rasional?
1994-02-05Setelah mou ditandatangani, penggubah lagu pop rinto harahap akan diakui kelihaiannya dalam bernegosiasi perkara utang-piutang.…
Modifikasi Sudah Tiga Kali
1994-02-05Perundingan itu hanya antara bi dan pt star. george kapitan bahkan tidak memegang proposal rinto…
Cukup Sebulan buat Deposan
1994-02-05Utang bank summa masih besar. tapi rinto harahap yakin itu bisa lunas dalam sebulan. dari…