Yang Raib Di Dunia Lampau

Edisi: 12/32 / Tanggal : 2003-05-25 / Halaman : 150 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : , ,


SETELAH Bung Karno mangkat, sebuah tim mulai menulis buku sejarah negeri ini. Lima tahun setelah kematian itu, tim yang dipimpin Prof. Nugroho Notosusanto merampungkan tugas dengan buku terakhirnya: Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Judul, nama penulis, dan penerbit ditulis dengan huruf emas, tapi gambaran tentang Sukarno sama sekali tak berkilau: ia bukan negarawan modern, bukan pula sosok dengan passion seorang demokrat.

"Menurut Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950, Dr. Ir. Sukarno adalah presiden/kepala negara konstitusional. Akan tetapi, ia menganggap dirinya juga pemimpin rakyat. Sebagai presiden, tampaknya ia tak mau dijadikan sebagai simbol belaka. Suatu ketika Presiden Sukarno mengatakan bahwa ia bukan presiden a la Amerika atau presiden a la Perancis, tetapi seorang presiden a la Revolusi Indonesia dan pemimpin dari rakyatnya." (Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, hlm. 100-101).

Kita mungkin masih bertanya: sejarah versi siapa ini? Tapi inilah sepotong mozaik Indonesia. Empat pemerintahan silih berganti, tapi sejarah tidak berubah. Pemerintah Soeharto terjungkal pada 1998, tapi sang jenderal besar tetap tokoh yang sentral di buku sejarah, dalam pelbagai peristiwa besar di negeri ini, mulai dari G30S-PKI, Supersemar, hingga Serangan Umum 1 Maret.

Enam jilid buku Sejarah Nasional Indonesia keluaran Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 1975 (baca: 28 tahun silam) bersampul merah, dan merepresentasikan periode panjang kekuasaan Orde Baru. Suatu kumpulan buku yang ditulis ketika optimisme negeri ini bengkak. Indonesia gencar membuka pasar. Ekspor migas melambung ke langit, dolar deras mengalir, pembangunan melesat—sementara kemakmuran diyakini mengendap-endap perlahan, seraya membayangi impian lepas landas.

Orde Baru berakhir, meski belum tentu tutup usia. Para anggota Kabinet Pembangunan yang dulu disanjung kini dihujani caci-maki. Mereka yang dulu tampak sebagai pahlawan pembangunan ternyata tidak lebih dari para koruptor super-rakus. Lebih jauh, ada perkembangan baru yang tak bisa dianggap sepi:…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

M
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04

Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…

D
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04

Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…

Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04

Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…