Awas, Tagihan Partai
Edisi: 12/32 / Tanggal : 2003-05-25 / Halaman : 214 / Rubrik : EB / Penulis : Dewanto, Nugroho , Siahaan, Febrina, Yasra, Setri
LUAPAN kegembiraan meledak di sejumlah ruang di gedung Bank Indonesia (BI). Senin malam pekan lalu, para pegawai bank sentral yang bersorak-sorai itu bukan sedang menonton pertandingan sepak bola di layar kaca. Mereka sedang merayakan kabar dari Senayan, bahwa Burhanuddin Abdullah akhirnya terpilih menjadi atasan mereka yang baru, menggantikan Syahril Sabirin.
Burhan rupanya figur yang cukup dihormati di kalangan karyawan BI. Ia dikenal mau mendengar pendapat orang lain dan sangat memperhatikan kondisi staf. Integritasnya pun dinilai tak merah. "Dia mungkin tak terlalu pandai, tapi relatif bersih," kata seorang pejabat BI yang puluhan tahun mengenalnya.
Pencalonan Burhanuddin menjadi Gubernur BI sebetulnya sudah lama dilakukan. Pada awal pemerintahan Megawati, namanya sempat melambung. Para wakil rakyat yang tergabung dalam kaukus DPR sudah menggadang-gadangnya. Tapi usul itu mental karena Presiden Megawati ingin menyelesaikan masalah penggantian sesuai dengan undang-undang.
Ironisnya, ketika tiga bulan lalu nama Burhan kembali diajukan, posisinya sudah berubah menjadi underdog. Ia tak cukup punya basis dukungan. Sebaliknya, kandidat lain, Miranda…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…