TETAP NECIS DI SAAT KRITIS

Edisi: 12/32 / Tanggal : 2003-05-25 / Halaman : 226 / Rubrik : INF / Penulis : Susandijani, ,

BERAPA jam waktu yang Anda habiskan untuk bekerja? Bila pertanyaan itu disorongkan kepada Syahroni Pahlevi SE, komisaris CV Belum Penyang, Palangkaraya, ia mungkin tak mempersoalkan berapa banyak waktu dihabiskan untuk mengurusi perusahaannya. Yang pasti, dengan tingkat mobilitas yang tinggi -- pria berusia 29 tahun itu sehari-harinya masih "turun gunung" mencari klien baru.

Untuk menjaga penampilannya, ia harus tetap segar, necis dan tentu saja pakaian yang dikenakan harus tetap licin kendati dikenakan hingga gelap malam sekalipun. "Warnanya juga harus pas untuk segala situasi. Ketemu konsumen oke, ketemu dengan produsen juga tetap sopan," kata Syahroni Pahlevi, ketika ditemui di Jakarta, Kamis dua pekan lalu.

Pahlevi adalah potret eksekutif sibuk yang ingin tetap menjaga penampilannya, tapi karena kesibukannya, ia juga menginginkan pakaian yang praktis dan tetap necis sepanjang waktu. Hal ini merupakan tuntutan yang wajar, mengingat kesibukan manusia yang semakin hari semakin meningkat. Jam kerja menjadi sangat panjang, bahkan telah melampaui batas siang dan malam. Untuk itulah, produsen pakaian kerja mulai mencari alternatif pakaian yang cocok untuk eksekutif yang lahir di dalam generasi sibuk seperti Pahlevi tadi.

Menurut Endang Wahjuni, Visual Merchandising Manager Marks & Spencer, usia kerapihan pakaian menjadi tren pakaian kerja tahun ini. Marks & Spencer misalnya, mengeluarkan Cotton Tech Shirt. Kemeja yang diluncurkan untuk musim tahun ini dibuat dengan teknologi baru compact spin atau proses pemintalan yang padat dan rapi, serta terbuat dari katun asli 100…

Keywords: -

Rp. 15.000