Anak-anak Itu Mencari Ibu Angkat

Edisi: 13/24 / Tanggal : 1994-05-28 / Halaman : 28 / Rubrik : KSH / Penulis : LPS

NAMA saya Carmen Mirach. Ibu saya terkena AIDS, kadang-kadang sakitnya parah. Saya sedih memikirkannya. Tapi saya juga sedih, memikirkan nasib saya sendiri: siapa yang akan mengasuh saya setelah Ibu pergi ke surga...?

Carmen, yang lebih suka dipanggil Christy, adalah seorang anak perempuan berusia 11 tahun. Ia satu di antara sekian ribu anak-anak Amerika yang sadar apa yang akan menimpa ibunya dan dirinya karena AIDS. Ia menulis surat itu untuk mencari siapa yang mau menjadi orang tua angkatnya.

Memang, anak yang orang tuanya terkena AIDS tidak lantas pasti ketularan penyakit yang meruntuhkan kekebalan tubuh itu. Bahkan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap AIDS pun belum tentu tertular virus tersebut. Tapi nasib mereka sudah setengah pasti, bakal menjadi yatim dan piatu ketika mereka masih memerlukan orang tua.

Di Indonesia, negeri yang hubungan kekeluargaannya masih relatif erat, masalah seperti yang dihadapi oleh Christy di Amerika mungkin tak akan begitu terasa tragisnya. Dari 213 pengidap AIDS di Indonesia maupun yang masih terinfeksi virus HIV (data dari Departemen Kesehatan sampai akhir Maret 1994) tak diketahui apakah mereka sudah berkeluarga atau belum, apakah sudah mempunyai anak ataukah belum. Baru seorang penderita di Bojonegoro yang baru saja melahirkan bayinya (Lihat: Mereka yang Dimusuhi dan Dikucilkan).

Tapi, di negeri AS, negeri berpenduduk sekitar 250 juta orang, dampak AIDS secara sosial sudah sangat terasakan. Sebuah studi yang dipublikasikan The Journal of the American Medical Association memperhitungkan, pada akhir dasawarsa ini akan terdapat 72.000 sampai 125.000 anak-anak di bawah usia 18 tahun yang menjadi yatim, piatu, atau yatim-piatu, karena orang tuanya meninggal akibat AIDS. Keadaan itu,…

Keywords: -

---

Foto Terkait