Keajaiban Lelaki Dari Chittagong

Edisi: 38/35 / Tanggal : 2006-11-19 / Halaman : 67 / Rubrik : SEL / Penulis : Basral, Akmal Nasery, ,


Gagasan dan pola penyaluran kredit Grameen Bank memberikan inspirasi bagi banyak orang dan lembaga yang tengah berjuang memerangi kemiskinan di berbagai negara, termasuk Indonesia. Untuk seluruh pengabdiannya itu, Muhammad Yunus dianugerahi Nobel Perdamaian 2006. Ini sebuah penghargaan yang sangat layak bagi lelaki dari Chittagong, Bangladesh, itu.

ANAK-anak belasan tahun itu menunjukkan wajah takjub sekaligus sumringah: mereka bersalaman dengan Zinedine Zidane! Dengan mata kepala sendiri, para bocah itu menyaksikan sang idola mempertontonkan sihirnya menggocek bola di lapangan berdebu Desa Kamar Basulia, luar Kota Dhaka, Bangladesh. ”Saya tak pernah berpikir bahwa dia akan bermain di desa saya,” ujar Zakir Hossain, 16 tahun, sambil menggeleng-gelengkan kepala, Selasa pekan lalu. ”Saya masih tak percaya ini benar-benar terjadi.”

Zidane memang sebuah keajaiban, apalagi di mata pesepak bola remaja yang tumbuh di desa-desa kumuh dan sedang mencari identitas. Tapi, lelaki pelontos yang pernah dua kali menjadi pemain terbaik dunia itu hanya bisa dihadirkan berkat sebuah keajaiban lain yang menjadi permata Bangladesh: Muhammad Yunus. Inilah seorang lelaki sederhana yang setiap hari mengenakan grameen check, pakaian tradisional rakyat Bangladesh.

Keduanya bertemu dalam acara peresmian sebuah pabrik yogurt hasil patungan produsen makanan raksasa Prancis, Danone, dengan Grameen Bank pimpinan Yunus. Kedua pihak masing-masing menginjeksikan US$ 1 juta (sekitar Rp 9,1 miliar). ”Tujuannya adalah untuk memproduksi makanan bernutrisi tinggi bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” ujar Yunus.

Masyarakat berpenghasilan rendah memang menjadi fokus perhatian Yunus—profesor ekonomi lulusan Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat—selama 30 tahun terakhir. Kiprahnya itulah yang membuat Komite Hadiah Nobel mengganjarnya dengan Nobel Perdamaian, yang diterimanya bersama Grameen Bank pada tahun ini.

Grameen Bank adalah lembaga keuangan rintisan Yunus dengan pendekatan paling revolusioner dalam sejarah perbankan dunia. ”Perdamaian yang sesungguhnya tak akan bisa dicapai jika ada sekelompok populasi dalam jumlah besar yang tak bisa keluar dari jerat kemiskinan. Kredit mikro adalah salah satu cara untuk mengatasinya,” demikian pernyataan resmi Komite, yang dikeluarkan di Oslo, Oktober lalu.

Terpilihnya Yunus membuyarkan spekulasi kencang yang berembus menjelang detik-detik pengumuman, 13 Oktober lalu. Spekulasi itu menempatkan mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari sebagai calon terkuat penerima Nobel Perdamaian. Martti berperan besar dalam meredam konflik dan menciptakan perdamaian di Aceh.

Nama Yunus bahkan juga kalah pamor dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain yang terlihat lebih ”riil” bekerja dalam penegakan perdamaian. Mereka antara lain Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dalam proses perdamaian di Aceh, bekas Menteri Luar Negeri Australia Gareth Evans yang menjembatani hubungan Kamboja dan Vietnam, atau penyeru hak asasi…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

Z
Zhirinovsky, Pemimpin dari Jalanan
1994-05-14

Vladimir zhirinovsky, ketua partai liberal demokrat, mencita-citakan terwujudnya kekaisaran rusia yang dulu pernah mengusai negara-negara…

J
Janji-Janji dari Nigeria
1994-03-12

Di indonesia mulai beredar surat-surat yang menawarkan kerja sama transfer uang miliaran rupiah dari nigeria.…

N
Negeri Asal Surat Tipuan
1994-03-12

Republik federasi nigeria, negeri yang tak habis-habisnya diguncang kudeta militer sejak merdeka 1 oktober 1960.…