Bila Syariat Beralih Ke Esensi
Edisi: 38/35 / Tanggal : 2006-11-19 / Halaman : 80 / Rubrik : SR / Penulis : Fadjri, Raihul , ,
RUANG pamer Bentara Budaya, Yogyakarta, berdandan bak suasana di selasar pusat belanja. Lampu hias kerlap-kerlip meng-hiasi neon-box di dinding, membuat berbagai citraan visual yang menyedot perhatian pengunjung. Kali ini mereka disuguhi sesuatu yang spesial: produk seni grafis dalam rangkaian pameran Trienal Seni Grafis Indonesia II, pada 4-11 November 2006.
Tengoklah karya Arif Rahman bertajuk Aku Jakarta dan Indonesia. Ia menampilkan kerumunan manusia yang tampak hanya berupa kepala dari perspektif pandangan di atas panggung dengan menggunakan teknik cetak saring di atas kertas. Nun jauh di belakang, terentang siluet hutan beton gedung bertingkat. Arif Rahman membingkai karyanya dengan neon-box dan masih ditambah dengan lampu warna-warni di depannya.
Peserta lain bergerak lebih jauh. Karya Arief Eko Saputro, 28 tahun, berjudul Kotak-kotak Peradaban Kota, misalnya, membangun suasana hiruk kota imajinatif yang mencekam dengan teknik cukil kayu dalam warna yang mengesankan suasana keras masyarakat urban. Namun, citraan cukil kayu tidak ia cetak ke atas kertas, melainkan ke cetak digital.
Memang hanya enam karya dari 29 karya terseleksi yang menggunakan teknik cetak digital dalam…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Dunia Kanak-Kanak dalam Dua dan Tiga Dimensi
1994-04-16Pameran faizal merupakan salah satu gaya yang kini hidup di dunia seni rupa yogyakarta: dengan…
Yang Melihat dengan Humor
1994-04-16Sudjana kerton, pelukis kita yang merekam kehidupan rakyat kecil dengan gaya yang dekat dengan lukisan…
Perhiasan-Perhiasan Bukan Gengsi
1994-02-05Pameran perhiasan inggris masa kini di galeri institut kesenian jakarta. perhiasan yang mencoba melepaskan diri…