Tanah Polandia Di Atas Baliho

Edisi: 36/31 / Tanggal : 2002-11-10 / Halaman : 114 / Rubrik : LN / Penulis : Fadjri, Raihul , ,

DAUN-DAUN kuning kecokelatan terhampar di halaman Gedung Sejm, parlemen Polandia di kawasan Wiejska, di jantung Warsawa. Dalam udara musim gugur yang menggigit, beberapa petugas kebersihan mondar-mandir tanpa henti menyapu dan merapikan timbunan daun di taman-taman gedung. Kesibukan itu berlawanan benar dengan suasana di Sejm. Tak ada manusia lalu-lalang. Tak ada keriuhan suara. Sesekali satu-dua pegawai melintas di koridor. Suasana yang senyap membuat entakan sepatu di atas tegel terdengar lebih nyaring di kuping. Di tempat penitipan barang di sayap kiri gedung pun hanya tergantung beberapa mantel. Parlemen Polandia memang sedang menikmati masa reses.

Alhasil, ruang sidang umum Sejm yang berbentuk setengah lingkaran dengan jejeran kursi yang membentuk abstraksi susunan tulang rusuk itu tampak kosong melompong. Hanya ada sekelompok wartawan di balkon yang sedang berbincang dengan seorang senator. Di gedung yang senyap inilah nasib Polandia di Uni Eropa akan ditentukan secara politis. Sekitar 460 anggota parlemen harus bekerja ekstrakeras untuk membuat undang-undang—yang sesuai dengan tuntutan perundang-undangan Uni Eropa. Ini syarat mutlak yang mesti dipenuhi jika negara itu mau lolos seleksi masuk ke organisasi itu pada 2004.

Parlemen Polandia masih berutang 17 undang-undang agar bisa meraih tiket ke Uni Eropa pada 2004. "Kami sekarang sedang berkonsentrasi menggodok undang-undang yang dituntut Persatuan Eropa," kata Zbigniew Kulak, Wakil Ketua Komite Integrasi Eropa dan Urusan Luar Negeri Sejm. Salah satu yang tengah gencar digarap…

Keywords: -

---

Foto Terkait