Sembako Tanpa Jejak
Edisi: 37/30 / Tanggal : 2001-11-18 / Halaman : 20 / Rubrik : NAS / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Dhyatmika, Wahyu , Yasa, Ecep S.
SEIA sekata. Itu yang rupanya mati-matian diupayakan Akbar Tandjung dan Dadang Sukandar, dua aktor penerima dana nonbujeter Bulog senilai Rp 40 miliar. Saat dicecar pers apa nama yayasan penyalur sembako yang sempat hilang dari ingatannya, Akbar berkata begini, "Pada waktunya akan saya jelaskan di kejaksaan." Kalimat sejenis itu jugalah yang keluar dari mulut sang ketua yayasankemudian diketahui bernama Raudatul JannahDadang Sukandar. Dua pekan lalu, ketika ditanya mingguan ini siapa kontraktor yang konon ia gandeng untuk menyalurkan bantuan pangan, Dadang berkilah tepat seperti Akbar, "Pada saatnya saya akan sampaikan di kejaksaan."
Dalam drama yang mempertaruhkan nasib Akbar dan Golkar ini, kata sumber-sumber TEMPO, Dadang memang bak cuma seorang stunt man. Ia diplot sebagai pemeran pengganti yang berani pasang badan untuk melindungi keterlibatan para petinggi Partai Beringin yang sejatinya telah menerima duit. "Soal yayasan itu bohong semua," kata seorang sumber tepercaya yang terlibat dalam penanganan perkara ini sedari awal. Terbukti, makin banyak Dadang berkata, makin banyak pula keganjilan yang menyembur keluar.
Rabu pekan lalu, Dadang diperiksa di Kejaksaan Agung. Mitra bisnis M.S. Hidayat, Wakil Bendahara Golkar, ini berkisah soal aliran dana Rp 40 miliar yang didapatnya. Semua dana itu, katanya, telah ia distribusikan. Raudatul, yang berkantor di sebuah bangunan kosong melompong di Kebonjeruk di Jakarta, telah mendistribusikan 1,62 juta paket sembako (rata-rata seharga Rp 25 ribu) ke 1.600 kecamatan di 96 kabupaten yang tersebar di lima provinsi: Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Dalam pelaksanaannya, ia menggandeng Wilfred Simatupang, seorang pengusaha yang, kata dia, berpengalaman 18 tahun di Bulog. Untuk proyek ini, Wilfred mengerahkan empat perusahaannya: PT Bintang Laut Timur Baru, PT Adiguna Cipta Sarana Perkasa, PT Artha Lapan Bintang Jaya, dan PT Transtigana Service. Dua di antaranya mengurus pengadaan barang dan pengepakan, dua lainnya perusahaan pengiriman. Kamis, giliran Wilfred dipanggil penyidik. Tapi ia tak datang karena lagi terbang jauh ke Amerika Serikat sana.
Bau rekayasa langsung kembali tercium dari sosok lelaki Batak ini. Seorang pengusaha yang paham seluk-beluk Bulog sama…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?