Susilo Bambang Yudhoyono: ”tidak Ada Warning Dari Badan Intelijen Negara Untuk Bom Bali”
Edisi: 34/31 / Tanggal : 2002-10-27 / Halaman : 84 / Rubrik : WAW / Penulis : Prasetya, Adi , Bektiati, Bina , Kleden, Hermien Y.
BANDAR Udara Hussein Sastranegara, Bandung, Minggu pagi, 13 Oktober. Sekelompok wartawan mengerumuni Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Susilo Bambang Yudhoyono, di ruang tunggu VIP. Masih memakai baju akhir pekannyaâkemeja kotak-kotak sportif dengan jaket luar berwarna abu-abu terangâwajah Yudhoyono murung seperti langit di ambang hujan. Jumpa pers pada Minggu pukul setengah delapan pagi? Ini memang situasi darurat.
Selepas subuh hari itu, telepon sang Menteri berdering. Kabar dari seberang sana membuat Yudhoyono langsung mengucapkan istigfar: pada Sabtu malam, 12 Oktober, bom meledak di daerah hiburan yang penuh padat di kawasan Legian, Kuta. Jantung wisata Bali itu tiba-tiba mengalirkan darah dalam arti harfiah. Nyawa-nyawa melayang dalam hitungan detik, dan rumah sakit sesak oleh tubuh manusia yang berbau anyir. âSaya menyatakan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada para korban dan keluarganya,â ujarnya dengan suara bergetar di hadapan para reporter Bandung.
Beberapa hari kemudian, dalam pertemuan dengan TEMPO di Jakarta, Yudhoyono sudah lebih menguasai diri saat mengatakan hal ini: âSaya amat terpukul. Tolong Anda tulis ini tebal-tebal: cukup sudah. Enough is enough. Keselamatan kita sebagai bangsa tidak akan terjamin kalau kejahatan luar biasa ini terus kita biarkan tumbuh.â
Yudhoyono boleh dikata salah satu anggota kabinet yang paling sigap merespons tragedi bom Bali. Dia terbang ke Jakarta dari Bandung pada Minggu pagi lalu, beberapa menit setelah jumpa pers. Meluncur ke kediaman Presiden Megawati, dia ikut dalam ârapat daruratâ, untuk kemudian bersama beberapa koleganya terbang ke Bali bersama Presiden. Sepanjang pekan silam, dia tiga kali bolak-balik ke Denpasar. Bahkan info yang beredar di kalangan wartawan menyebut, adalah Yudhoyonoâbersama rekannya Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Jusuf Kallaâyang justru jauh lebih aktif memandu jalannya pertemuan hari Minggu di kediaman Presiden, sebelum rombongan itu berangkat ke Bali. âItu tidak benar. Presiden yang memimpin dan kami aktif memberi kontribusi,â Menteri Yudhoyono membantah kabar tersebut.
Latar belakang militernya membuat Yudhoyono mahir mengatur kecepatan dalam keadaan darurat. Tapi kecepatan itu seolah berbanding terbalik dengan sikapnya menghadapi media massa: tak mudah dipikat dengan pancingan-pancingan pertanyaan, dan cenderung formal dalam menjawab pertanyaan. Toh peristiwa Bali dan tudingan bahwa pemerintah Indonesia terjebak oleh skenario Amerika yang mengaitkan terorisme dengan Islam agaknya sempat mencairkan emosi Yudhoyono. âSudah seratus kali lebih saya jelaskan bahwa terorisme tidak ada kaitannya dengan Islam. Percayalah, pemerintah tidak sebodoh itu langsung mencurigai Islam,â ujarnya kepada TEMPO.
Dalam sebuah jumpa pers di Jakarta pada Rabu pekan silam, Menteri Yudhoyono membenarkan bahwa memang ada warga Indonesia yang dulu lama menetap di Singapura dan Malaysia menjadi pemimpin dan pengurus organisasi Jamaah Islamiyah. Dia menyebut nama almarhum Abdullah Sungkar, Abu Bakar Baâasyir, dan Hambali. âTapi apakah organisasi itu ada di Indonesia? Tidak ada,â ujarnya.
Yudhoyono memang diberondong wartawan dengan pertanyaan seputar perintah penangkapan Abu Bakar Baâasyir. Selama ini pihak Barat menganggap pemerintah Indonesia tidak cukup serius memberantas terorisme internasional. Padahal mereka yakin bahwa organisasi Jamaah Islamiyah yang dipimpin Abu Bakar Baâasyir sebagai bagian dari jaringan Al-Qaidah. Baâasyir, yang dianggap bersalah oleh pemerintah AS dan sekutunya, tidak diusik oleh pemerintah Indonesia. Dan kini, pemerintah menyetujui perintah penangkapan Baâasyir setelah Kuta…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…