Berlindung Di Taman Surga

Edisi: 36/30 / Tanggal : 2001-11-11 / Halaman : 31 / Rubrik : NAS / Penulis : Dharmasaputra, Karaniya , Prasetya, Adi , Maha Adi, I G.G.


TAMAN surga mestinya menjadi ujung dari setiap kejujuran. Tapi buat politisi selihai Akbar Tandjung, tak sekadar itu maknanya. Nama itu juga menjadi ”tempat” ia mempertaruhkan ukuran kepantasannya sebagai seorang pemimpin bangsa ini. Rabu pekan lalu, usai diperiksa di Kejaksaan Agung dalam kasus korupsi dana Bulog, Ketua Umum Golkar ini menyatakan yayasan yang lama hilang dari ingatannya itu bernama Raudlatul Jannah (berarti: Taman Surga). ”Dulu saya lupa nama yayasan itu karena memang tidak mudah diingat,” katanya berdalih.

Raudlatul Jannah, masih kata Akbar, adalah lembaga sosial keagamaan yang dipimpin Dadang Sukandar. Yayasan ini mendapat kucuran dana Bulog Rp 40 miliar dalam dua kali kesempatan, pada 2 Maret dan 20 April 1999. Cek diterima Dadang masing-masing senilai Rp 20 miliar langsung dari Ruskandar, Deputi Keuangan Bulog kala itu. Pertemuan berlangsung di Kantor Menteri Sekretaris Negara. Dalam pelaksanaannya, Raudlatul lalu bekerja sama dengan kontraktor pengadaan dan penyalur sembako, yang menurut Akbar lagi-lagi ia tak tahu persis.

Raudlatul ”kejatuhan bulan” setelah pada 15 Februari 1999 berkirim proposal tentang hal ini kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Pengentasan Kemiskinan Haryono Suyono. Menurut Akbar, disposisi dari Haryonolah yang membuat megaproyek ini lantas dipercayakan ke Raudlatul. Persetujuan itu, kata Ruhut Sitompul, pengacara Akbar, berupa catatan yang ditulis tangan Haryono langsung di atas lembaran proposal Yayasan Raudlatul. Bunyinya antara lain, ”Yth. Sdr. Mensesneg/Kabulog, sesuai petunjuk Bp. Presiden tolong dipertimbangkan sesuai syarat dan peraturan yang berlaku....” Yang menarik, Haryono ternyata tak menerakan tanggal kapan catatan ini dibubuhkannya.

Setelah berupaya memberi penjelasan, Akbar membantah keberadaan yayasan ini cuma bagian dari skenario untuk menamengi keterlibatan Partai Beringin. ”Penggunaan dana untuk kampanye Golkar sama sekali tidak ada,” katanya.

Tapi, apa lacur, penjelasan Akbar tak kunjung membuat tanda tanya…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?