Rahardi Ramelan: "saya Plong, Yang Menerima Dana Sudah Mengaku"

Edisi: 34/30 / Tanggal : 2001-10-28 / Halaman : 24 / Rubrik : LAPUT / Penulis : , ,


PUNDAK Profesor Rahardi Ramelan seperti lebih ringan dari sebelumnya. Setelah mengungkap sebuah kesaksian penting Selasa dua pekan lalu, tersangka kasus korupsi dana Bulog Rp 54,6 miliar ini tampak lebih rileks. Ia banyak melempar canda. Tawanya pun lebar. "Beban berat kan sudah dilepas," kata teknokrat kelahiran Sukabumi 12 September 1939 ini, terkekeh.

Kini giliran imbas dari pengakuan dia—yang mengaku keturunan Pangeran Samber Nyowo itu—yang menyambar ke mana-mana. Salah satunya bahkan kuat mengarah pada keterlibatan Ketua DPR Akbar Tandjung dan Partai Golkar. Tapi ada banyak hal yang masih samar. Untuk menyingkapnya, Karaniya Dharmasaputra dan Wenseslaus Manggut dari TEMPO mencoba menggali keterangan dari saksi kunci ini. Di-temui Sabtu pagi kemarin di kolam renang Senayan, selama dua jam Ketua Persatuan Renang Seluruh Indonesia ini menuturkan banyak kesaksian penting yang tak pernah terungkap sebelumnya. Berikut petikannya.

Benarkah rapat pengeluaran dana Bulog Rp 40 miliar itu berlangsung di rumah Habibie dan bukan dalam rapat kabinet?

Tidak benar. Keputusan itu dibicarakan dalam sebuah rapat kecil di Istana yang dihadiri oleh Presiden, Menteri Sekretaris Negara, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, dan saya sendiri sebagai Kepala Bulog. Saat itu harga melonjak tinggi dan masyarakat kecil mengalami kesulitan. Ditanyakan apakah Bulog memiliki dana untuk membantu masalah ini. Kebutuhannya kira-kira Rp 40 miliar.

Siapa yang meminta dana?

Saya lupa dari siapa angka Rp 40 miliar itu muncul. Saya bilang pada bulan Maret itu Bulog hanya bisa mencairkan Rp 20 miliar. Sisanya tunggu bulan berikutnya.…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

W
Willem pergi, mengapa Sumitro?; Astra: Aset nasional
1992-08-08

Prof. sumitro djojohadikusumo menjadi chairman pt astra international inc untuk mempertahankan astra sebagai aset nasional.…

Y
YANG KINI DIPERTARUHKAN
1990-09-29

Kejaksaan agung masih terus memeriksa dicky iskandar di nata secara maraton. kerugian bank duta sebesar…

B
BAGAIMANA MEMPERCAYAI BANK
1990-09-29

Winarto seomarto sibuk membenahi manajemen bank duta. bulog kedatangan beras vietnam. kepercayaan dan pengawasan adalah…