Diplomasi Gaya Megawati

Edisi: 34/30 / Tanggal : 2001-10-28 / Halaman : 28 / Rubrik : NAS / Penulis : Wicaksono , Anom, Andari K. , Hidayat, Agus


BETAPA terjepitnya posisi Presiden Megawati Sukarnoputri akhir-akhir ini. Di dalam negeri ia mesti mendengar teriakan para demonstran dari berbagai organisasi Islam yang menggelar aksi hampir setiap hari. Mereka meminta agar pemerintah mengutuk keras Amerika Serikat yang sewenang-wenang menyerang Afganistan. Pemerintah dituntut pula memutuskan hubungan diplomatik dengan negara adidaya itu. Tapi ini mustahil dipenuhi karena Indonesia secara ekonomi amat bergantung pada Amerika.

Lalu apa yang dilakukan Mega? Presiden mencoba lepas dari jepitan itu dengan datang ke Masjid Istiqlal Ahad dua pekan silam, untuk menghadiri peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad. Di situ, Presiden berupaya menarik simpati umat Islam lewat pidatonya. Dengan tegas Megawati menyatakan bahwa pemerintah Indonesia menolak aksi serangan sebuah negara ke negara lain dengan dalih mencari atau menangkap teroris.

Menurut Presiden, ukuran dan aturan internasional harus diperhatikan agar tindakan memerangi kekerasan atau terorisme tidak menjadi tindak kekerasan dan teror baru. Dan tidak seorang pun atau negara mana pun dibenarkan melakukan penyerangan terhadap orang atau bangsa lain.

Kendati Megawati tak menyebut negara mana yang dimaksud, orang gampang menebak. Jelas, Presiden sedang menyindir aksi serangan Amerika…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

S
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14

Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…

K
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14

Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…

O
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14

Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?