Petaka Setelah Pil Malaria Diobral
Edisi: 34/30 / Tanggal : 2001-10-28 / Halaman : 100 / Rubrik : KSH / Penulis : Chamim, Mardiyah , Idayanie, L.N. ,
TEKAD Asih sebetulnya sederhana saja. Perempuan 36 tahun ini ingin menyukseskan program Gebrak Malaria di desanya. Tanpa ragu dia minum pil klorokuin, obat malaria, sesuai dengan anjuran petugas puskesmas. Dosisnya 3-2-1: tiga pil di hari pertama, dua pil di hari kedua, dan sebutir pil di hari ketiga. Saya ingin memberi contoh pada warga di sini, kata warga Desa Paripurno, Magelang, Jawa Tengah itu.
Namun, bukannya mencetak kisah sukses, Asih justru menuai musibah. Pada hari keempat, dia merasakan janin calon anak keduanya yang baru berusia enam bulan tak bergerak. Bidan Sumaryati, yang menangani Asih kala itu, tak bisa mendengar detak jantung si bayi. Asih pun segera dilarikan ke Rumah Sakit Bersalin Budi Rahayu di kota yang sama. Dan, datanglah kabar duka, sang bayi telah meninggal dan harus dikeluarkan dari rahim Asih.
Musibah akhir September itu pun memicu keheranan yang amat sangat. Sebelum minum klorokuin, Asih yakin, kondisi bayinya baik-baik saja. Sebagai kader pos pelayanan terpadu (posyandu), Asih mengaku cukup cermat memantau keadaan jabang bayi. Namun, men-dadak nyawa sang bayi melayang tanpa mengirim pertanda apa pun sebelumnya. Kenapa? Asih menduga keguguran ini terkait dengan Gebrak Malaria.
Gebrak Malaria yang…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Awas, Olahraga dan Rapuh Tulang
1994-05-14Olahraga keras dan berlebihan bisa mengakibatkan rapuh tulang. pelari maraton, pebalet, atlet dayung, dan pelatih…
Dari Mana Raja Singa di Wamena?
1994-04-16Banyak penduduk pedalaman irian jaya ditemukan mengidap penyakit kelamin. sejumlah pria pernah diundang "pesiar" ke…
Cangkok Cara Tegalrejo
1994-04-16Rumah sakit tegalrejo semarang mencatat sukses mencangkok sumsum penderita talasemia. tanpa transfusi, pasien bisa hidup…