Ke Sambas, Mereka Ingin Kembali
Edisi: 25/35 / Tanggal : 2006-08-20 / Halaman : 52 / Rubrik : LIPSUS / Penulis : Manan, Abdul, Taufik, Ahmad, Rulianto, Agung
RUMAH tipe 21 itu lebih tepat disebut gubuk. Terbuat dari kayu dan dindingnya bolong di sana-sini, rumah itu tak tegak lagi berdiri di atas tanah. Meski demikian, tiada pilihan lain bagi Hasan selain menempati rumah itu. Sudah lebih dari tujuh tahun ia bertahan di relokasi pengungsian warga Madura di Kampung Teluk Dalam, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat tersebut.
Pria kelahiran Madura 80 tahun silam itu tinggal bersama istrinya, Rifah, 70 tahun, dan salah satu cucunya, Supandi, 14 tahun. Ketiganya meninggalkan Sambas setelah konflik antarsuku meletus pada Januari 1999 silam. Di Teluk Dalam, ada sekitar 100 kepala keluarga lainnya yang hidup seperti Hasan. Menempati bangunan kumuh dan bekerja apa adanya untuk bertahan hidup.
Di Sambas, dulu, Hasan terhitung petani makmur. Sapinya tujuh. "Menanam apa saja tumbuh. Di sini tanahnya payah. Gambut dan panas," katanya. Di halaman rumahnya…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Merebut Kembali Tanah Leluhur
2007-11-04Jika pemilihan presiden dilakukan sekarang, megawati soekarnoputri akan mengalahkan susilo bambang yudhoyono di kota blitar.…
Dulu 8, Sekarang 5
2007-11-04Pada tahun pertama pemerintahan, publik memberi acungan jempol untuk kinerja presiden susilo bambang yudhoyono. menurut…
Sirkus Kepresidenan 2009
2007-11-04Pagi-pagi sekali, sebelum matahari terbit, email membawa informasi dari kakak saya. dia biasa menyampaikan bahan…