Aksi Protes Meluas, Sampai Kapan?
Edisi: 33/30 / Tanggal : 2001-10-21 / Halaman : 132 / Rubrik : EB / Penulis : Taufiqurohman, M. , Arjanto, Dwi , Laksmini, Gita W.
SEJAK pagi sampai menjelang tengah hari, jalan-jalan di jantung Kota Jakarta tampak tidak seriuh biasanya. Kaum profesional ternyata sudah bisa menebak bahwa rombongan pengunjuk rasa akan membanjiri jalan-jalan itu selepas salat Jumat. Tebakan yang tepat, karena aksi demo menentang Amerika Serikat (AS) dan Inggrisyang melakukan serangan militer terhadap Afganistansemakin menjadi-jadi. Dalam semangat solidaritas sesama muslim, mereka menuntut pemutusan hubungan diplomatik dengan AS. Seperti diketahui, tanpa bukti-bukti kuat, AS telah memvonis Usamah bin Ladin sebagai otak aksi teror yang meruntuhkan gedung World Trade Center, 11 September lalu.
AS memang belum berhasil menangkap Usamah, tapi hujan bom yang dijatuhkannya di atas beberapa kota di Afganistan telah menewaskan puluhan wanita dan anak-anak tak berdosa. Kenyataan tragis ini semakin menyulut aksi-aksi demo yang Jumat pekan lalu marak di lima kota: Jakarta, Surabaya, Semarang, Medan, dan Makassar. Puluhan organisasi yang melibatkan ribuan orang menyerbu ke jalan-jalan, membakar bendera Amerika, menyerukan aksi boikot produk made in USA, bahkan menuntut penghentian serangan militer terhadap Afganistan. Beberapa restoran secara simbolis disegelseperti yang terjadi di Semarang dan Yogyakarta. Papan reklame McDonald's di Makassar bahkan dirusak massa. Namun, aparat keamanandi Jakarta saja dikerahkan sekitar 4.000 orangmasih bisa mengendalikan para demonstran, sehingga tidak terjadi perusakan yang berskala besar.
Ledakan demonstrasi yang meluas sepanjang pekan lalu memang terkesan lebih keras dan lebih radikal. Sikap anti-AS diperlihatkan secara terang-terangan sehingga citra Indonesia di mata internasional bukan saja tidak bersahabat, tapi sudah dikategorikan "berbahaya". Apa boleh buat, gejala seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi perekonomian Indonesia. Kalangan dunia usaha dan pemerintahan kini mulai…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
SIDANG EDDY TANSIL: PENGAKUAN PARA SAKSI ; Peran Pengadilan
1994-05-14Eddy tansil pembobol rp 1,7 triliun uang bapindo diadili di pengadilan jakarta pusat. materi pra-peradilan,…
Seumur Hidup buat Eddy Tansil?
1994-05-14Eddy tansil, tersangka utama korupsi di bapindo, diadili di pengadilan negeri pusat. ia bakal dituntut…
Sumarlin, Imposibilitas
1994-05-14Sumarlin, ketua bpk, bakal tak dihadirkan dalam persidangan eddy tansil. tapi, ia diminta menjadi saksi…