Makin Jinak Setelah Rapimnas
Edisi: 39/35 / Tanggal : 2006-11-26 / Halaman : 32 / Rubrik : NAS / Penulis : Rulianto, Agung , Dhyatmika, Wahyu ,
JAKARTA Convention Center tiba-tiba beralih warna. Kuning ada di mana-mana.
Bilik utamanya, Plenary Hall, tak luput dikuningkan. Ruangan bulat yang tadinya berwarna krem disaput--lagi-lagi--kuning oleh cat yang aromanya masih menyengat ketika Tempo memasuki ruangan itu, Kamis pekan lalu. Sekitar 1.000 orang hadir dalam resepsi ulang tahun ke-42 Partai Golkar pada malam itu. Di antara undangan, hadirlah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dia duduk berdampingan dengan wakil presiden sekaligus Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla.
Ini bukan sekadar hajatan hari jadi. Golkar akan memberikan pernyataan politik hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai selama tiga hari. Ketua DPP Golkar, Theo L. Sambuaga, didaulat membacakan 17 butir pernyataan politik. Ada dua poin yang merengkuh perhatian hadirin. Pada butir ketujuh, Partai Golkar menegaskan posisinya sebagai mitra pemerintah. Butir selanjutnya, Golkar meminta pemerintah mengganti menteri dan pejabat pemerintah yang tidak becus menjalankan misi pemerintah. Kader Golkar menyambut tuntutan itu dengan aplaus panjang.
Melalui pernyataan itu, Partai Golkar sejatinya makin tersedot ke pusaran kekuasaan. Kita ingat, dua tahun lalu mereka sempat mengambil posisi sebagai partai oposisi. Jusuf Kalla, sang wakil presiden, kemudian menggulingkan kepemimpinan Akbar Tandjung di Partai Beringin. Golkar pun beralih haluan menjadi pendukung pemerintah. Posisi mitra saat ini, menurut Wakil Ketua Umum Golkar Agung Laksono, membuka akses untuk bisa berkomunikasi secara intens dengan pemerintah. Misalnya, jika pemerintah memutuskan suatu kebijakan (pemerintah),…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?