Agung Laksono: Partai Golkar Bukan Seperti Kapal Pecah

Edisi: 39/35 / Tanggal : 2006-11-26 / Halaman : 46 / Rubrik : WAW / Penulis : Wijanarko, Tulus, Basral, Akmal Nasery, Setyarso, Budi


SETELAH menjalani pekan-pekan yang sibuk, tak terlihat gurat keletihan di wajah Wakil Ketua Umum Partai Golkar H.R. Agung Laksono, Jumat pagi pekan lalu. Padahal, masalah yang dihadapi Ketua DPR ini tidaklah ringan. Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang berlangsung pekan lalu, Partai Golkar dihadapkan pada urusan gawat: tetap mendukung pemerintahan atau menarik diri.

Pemicunya adalah pembentukan Unit Kerja Presiden untuk Pengelolaan Program dan Reformasi (UKP3R) oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lembaga itu dipimpin bekas Jaksa Agung Marsillam Simandjuntak. Petinggi Golkar mulai dari pusat hingga daerah seperti satu suara mengkritik keras pembentukan tim tersebut. Bahkan sejumlah daerah meminta Golkar mencabut dukungannya kepada pemerintahan SBY-JK. Jumlahnya pun terus meningkat. Jika semula hanya sembilan daerah, belakangan 22 daerah meminta Golkar menarik diri dari pemerintahan.

Menghadapi gejolak itu, Agung mesti banyak berdialog dengan elite Golkar daerah untuk meredam "hawa permusuhan" itu. Di sisi lain, dia juga melakukan pertemuan dengan Presiden guna mendialogkan dinamika yang terjadi di partainya. Dia juga mesti menongkrongi Rapimnas yang potensial menjadi muara tuntutan di atas.

Hasilnya, tarik-menarik di Partai Kuning itu diakhiri dengan pernyataan politik yang melunak. Salah satunya Golkar menuntut perombakan kabinet. Golkar juga meningkatkan posisinya menjadi mitra pemerintah, yang mengandung makna adanya kesejajaran. Sedangkan ide penarikan dukungan tak muncul satu huruf pun.

Posisi Agung dalam Partai Golkar memang unik. Selama ini dia dikenal bukan sebagai orangnya Ketua Umum partai Golkar Jusuf Kalla, juga bukan orangnya bekas Ketua Partai Golkar Akbar Tandjung. Namun, justru karena itulah Agung kelihatan mulus "berselancar" di antara para pemimpin Golkar.

Sehari setelah Rapimnas berakhir, pria kelahiran Semarang menerima Tulus Wijanarko, Akmal Nasery Basral, Budi Setyarso, Agung Rulianto, dan fotografer Cheppy A. Mukhlis dari Tempo dalam wawancara di kantornya di Gedung Nusantara III DPR.

Salah satu butir pernyataan politik dari Rapimnas yang penting adalah tuntutan Golkar untuk merombak kabinet. Apa latar belakangnya?

Pernyataan politik itu lahir atas dasar aspirasi dan dinamika politik yang berkembang dalam masyarakat. Jadi, tidak lahir begitu saja. Ada proses panjang yang dimulai dari Rapim 2005 sampai penutupan Rapim kemarin. Dari 17 butir, salah satu yang penting,…

Keywords: -
Rp. 15.000

Artikel Majalah Text Lainnya

K
Kusmayanto Kadiman: Keputusan PLTN Harus Tahun Ini
2007-09-30

Ada dua hal yang membuat menteri negara riset dan teknologi kusmayanto kadiman hari-hari ini bertambah…

B
Bebaskan Tata Niaga Mobil
1991-12-28

Wawancara tempo dengan herman z. latief tentang kelesuan pasar mobil tahun 1991, prospek penjualan tahun…

K
Kunci Pokok: Konsep Pembinaan yang Jelas
1991-12-28

Wawancara tempo dengan m.f. siregar tentang hasil evaluasi sea games manila, dana dan konsep pembinaan…