Delapan Perwira Yang Menunggu Vonis
Edisi: 27/30 / Tanggal : 2001-09-09 / Halaman : 24 / Rubrik : NAS / Penulis : , ,
JUSUF Mangga Barani tercenung dan menghela napas panjang. Inspektur jenderal yang Ketua Dewan Kehormatan Perwira (DKP) Polri Dua ini tak tampil santai seperti biasanya. Wajahnya tampak keras dan ucapannya tegas. Ini tentu bukan lantaran grogi disorot kamera televisi, melainkan lebih karena beban berat yang diemban di pundaknya.
Di Markas Komando Brigade Mobil (Brimob) di Kelapadua, Depok, Jawa Barat, tempat para perwira itu disidang, Kamis pekan lalu, Jusuf harus mengumumkan selesainya pemeriksaan delapan perwira menengah (pamen). Kita ketahui, mereka dituding melakukan pelanggaran kode etik dan disiplin perwira, terutama melawan atasan. Namun, sang petinggi polisi berbintang dua ini tidak menjelaskan apa hasil sidang selama tiga jam lebih itu. "Saran kami akan disampaikan kepada Kapolri selaku pepera (perwira penyerah perkara)," kata Jusuf.
Sidang DKP tersebut merupakan buntut perseteruan tajam antara Presiden Abdurrahman Wahid dan Kapolri Jenderal Surojo Bimantoro. Setelah sebelumnya dinonaktifkan, Bimantoro kemudian dicopot oleh Presiden pas pada hari ulang tahun Bhayangkara Polri, 1 Juli lalu. Namun, yang diturunkan menampik pemberhentian itu, juga penunjukannya sebagai duta besar di Malaysia.
Dalam pusaran konflik tingkat tinggi itulah kedelapan perwira, yang sekarang mendekam di tahanan Provost Brimob Kelapadua, berpendapat bahwa Bimantoro seharusnya legowo dengan keputusan Presiden. "Jika perintah atasan tidak ditaati, ini berbahaya bagi institusi Polri," ujar Komisaris Besar Alfons Loemau saat itu.
Puncak kekecewaan para perwira "diproklamasikan" di Kafe Waroeng Menteng, 22 Juli lalu. Dalam pernyataan beberapa jam sebelum Presiden Abdurrahman meluncurkan dekrit, disampaikan antara lain penilaian mereka bahwa Sidang Istimewa (SI) MPR tidak sah dan polisi telah terlibat mengamankan kegiatan ilegal.
Pernyataan para pamen itu memang melawan arus. Soalnya, pimpinan Polri saat itu sudah…
Keywords: -
Artikel Majalah Text Lainnya
Setelah Islam, Kini Kebangsaan
1994-05-14Icmi dikecam, maka muncul ikatan cendekiawan kebangsaan indonesia alias icki. pemrakarsanya adalah alamsjah ratuperwiranegara, yang…
Kalau Bukan Amosi, Siapa?
1994-05-14Setelah amosi ditangkap, sejumlah tokoh lsm di medan lari ke jakarta. kepada tempo, mereka mengaku…
Orang Sipil di Dapur ABRI
1994-05-14Sejumlah pengamat seperti sjahrir dan amir santoso duduk dalam dewan sospol abri. apa tugas mereka?